M. Kusnaeni tidak saja menyoroti aspek skema permainan serta komposisi Timnas Indonesia jelang melawan Vietnam, tetapi juga faktor non-teknis.
Menurut Kusnaeni, berkaca dari hasil melawan Thailand, konsentrasi Timnas Indonesia pada awal pertandingan masih sangat kurang.
Kusnaeni juga berharap pemain tidak terbawa emosi saat menghadapi permainan Vietnam yang kadang menjadikan mental pemain Timnas Indonesia sebagai bulan-bulanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian di sisi lain, Kusnaeni menyanjung fighting spirit dan kedisiplinan menjaga posisi Timnas Indonesia saat melawan Thailand terlihat cukup bagus.
"Terpenting itu mental bertanding. Jangan pakai emosi, rivalitas sebelumnya jangan dibawa-bawa terus. Karakter Shin Tae Yong bermain cepat, ngotot dan disiplin sudah cukup. Jangan pakai emosi berlebihan yang akan membuat jadi lepas kontrol," ungkap Kusnaeni.
"Kita harus lebih siap dengan trik Vietnam yang akan mengganggu emosi pemain kita, provokasi. Mereka akan main lebih cepat, direct langsung dan kita harus siap. Jangan larut dalam euforia hasil imbang lawan Thailand kemarin," tegasnya.
Dalam masalah nonteknis ini, peran seorang Evan Dimas sebagai kapten menjadi sangat penting dalam pertandingan nanti. Evan menjadi pemain yang sarat pengalaman bertemu Vietnam dan bisa memberikan informasi itu kepada juniornya di lapangan.
Menurut Kusnaeni, Evan Dimas punya peran penting untuk meredam emosi pemain supaya tidak terpancing provokasi Vietnam dan bermain normal serta lepas tanpa membawa dendam masa lalu, yaitu rekor pertemuan yang tidak positif.
"Sama seperti lawan Thailand, kita tidak melihat hasil karena memang sudah tidak ada peluang lolos melawan Vietnam, tapi progres," tutur Kusnaeni.
"Lawan Thailand sudah bagus, levelnya sudah ada dan itu yang harus dipertahankan. Permainan ngotot, kedisiplinan dan fighting spirit. Tidak mustahil hasilnya akan sama positifnya dengan saat lawan Thailand," jelas Kusnaeni menambahkan.
(ttf/rhr)