Timnas Jerman terlihat dalam posisi sulit di awal laga lawan Portugal pada Euro 2020 (Euro 2021). Pada akhirnya, Jerman justru tampil solid dan mengembalikan status tim favorit juara di turnamen ini.
Jerman datang ke laga lawan Portugal dengan kondisi kurang meyakinkan. Mereka kalah tipis 0-1 dari Prancis di laga perdana sedangkan Portugal baru saja memenangkan duel lawan Hungaria dengan skor 3-0.
Dalam beberapa bulan terakhir, hasil laga Jerman kurang menyenangkan termasuk kekalahan menyakitkan dari Makedonia Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awan kelam terasa makin menyelimuti Jerman di 15 menit pertama. Gol indah Robin Gosens tak disahkan karena wasit melihat Serge Gnabry berdiri dalam posisi offside saat proses umpan silang Matthias Ginter masuk ke kotak penalti.
Tak sampai di situ, Jerman yang terus menyerang justru kebobolan oleh serangan balik Portugal yang indah dan efisien. Cristiano Ronaldo dengan mudah menaklukkan Manuel Neuer karena ia menerima sodoran bola matang dari Diogo Jota.
Hingga menit ke-30, Jerman terus berupaya keras membongkar pertahanan Portugal, bahkan sempat mendapat penguasaan bola hingga 60 persen. Namun upaya tersebut gagal.
![]() |
Dalam situasi sulit tersebut, Jerman kemudian bisa dalam sekejap mata membalikkan keadaan. Terhitung dari menit ke-35 hingga menit ke-60, Der Panzer mencetak empat gol balasan ke gawang Portugal.
Dalam tempo 25 menit, 10 menit di babak pertama dan 15 menit di babak kedua, Jerman benar-benar menyiksa Portugal.
Siksaan Jerman pada Portugal itu tak lepas dari peran Robin Gosens dan Joshua Kimmich yang ditempatkan sebagai sayap dalam formasi 3-4-2-1.
Kimmich dan Gosens begitu aktif membantu serangan dan membuka ruang. Dua gol pertama Jerman, yang semuanya lahir dari gol bunuh diri, adalah berkat 'assist' dari Gosens dan Kimmich.
Setelah unggul 2-1 di babak pertama, Jerman terus memaksimalkan peran Kimmich dan Gosens dalam alur serangan.
Lantaran Jerman tak memakai striker murni, pergerakan Serge Gnabry, Thomas Muller, dan Kai Havertz sukses memaksa Portugal selalu menyisakan ruang di sisi lapangan.
Gol ketiga Jerman berasal dari skema apik tersebut. Nelson Semedo dipaksa ditarik ke tengah untuk membantu menutup pergerakan Thomas Muller.
Namun kemudian bola dipindahkan ke Gosens yang berdiri bebas. Gosens lalu mengirim umpan pada Kai Havertz di muka gawang yang dengan mudah menceploskan bola.
Sedangkan di gol keempat, Gosens yang punya tinggi 184 cm membuktikan ia juga bisa jadi pencetak gol andal memaksimalkan umpan silang Kimmich.
Dalam empat gol Jerman tersebut, skemanya hampir mirip yaitu lewat umpan yang dilepaskan oleh Kimmich dan Gosens dari sisi lapangan.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya...