Petisi meminta UEFA mengulang babak 16 besar Euro 2020 (Euro 2021) Prancis vs Swiss berujung petisi provokatif, termasuk menghapus Prancis dari peta dunia.
Hingga Jumat (2/7) siang beragam petisi muncul di laman Les Lignes Bougent. Beberapa di antaranya meminta Prancis dihapus dari keanggotaan UEFA dan juga meminta Prancis dihapus dari peta dunia.
Namun, jumlah warganet atau netizen yang berpartisipasi dalam petisi tersebut belum tinggi. Untuk penghapusan Prancis dari peta misalnya, baru didukung 105 tanda tangan hingga pukul 10.30 WIB, dan penghapusan Les Bleus dari UEFA hanya didukung 315 tanda tangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argumen yang diutarakan dalam petisi-petisi tersebut terlihat janggal atau terkesan dibuat-buat. Tidak ada alasan kuat, melainkan hanya mengikuti tren yang sedang terjadi.
"Saya meminta semua orang yang mencintai sepak bola, yang suka melihat pertandingan bagus dan yang ingin mempertahankannya untuk menandatangani petisi ini sebagai pesan. Pesan bahwa Prancis membodohi dirinya sendiri," tulis Stade, sosok yang memulai petisi Prancis dicoret dari anggota UEFA.
Petisi-petisi tersebut muncul merespons petisi yang meminta 16 besar Euro Prancis vs Swiss diulang. Hingga Kamis (1/7) malam WIB, petisi yang dimulai orang bernama Pierre itu ditandatangani lebih dari 270 orang. Pihak Les Lignes Bougent bahkan menyatakan server situs mereka hampir meledak karena respons netizen.
Pihak Pierre dan Les Lignes Bougent sepakat untuk menghentikan petisi meminta UEFA mengulang laga Prancis vs Swiss. Salah satu alasannya adalah kiper Swiss Yann Sommer tidak melakukan kesalahan saat adu penalti, seperti yang dituduhkan Pierre.
"Jika Anda lihat lebih dekat, kiper [Sommer] memiliki satu kaki di garis gawang, dan banyak media mempublikasikan foto itu. Kami sudah berbicara dengan author petisi [Pierre] untuk mencari tahu apa yang dia inginkan terhadap petisi, dan dia mengindikasikan dia lebih memilih untuk menghentikan petisi," tulis pihak Les Lignes Bougent.
Jika mengacu Laws of The Game 2021/2022 yang dirilis IFAB, gerakan Sommer yang menginjak garis gawang menggunakan satu kaki bukan sebuah pelanggaran.
"Ketika bola ditendang, kiper yang bertahan harus setidaknya memiliki satu kaki menyentuh atau sejajar dengan garis gawang," begitu bunyi pasal 14 IFAB.
(har)