Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali akan memperketat proses naturalisasi atlet sepak bola, karena patriotisme dan nasionalisme pemain naturalisasi dianggap lemah.
Pandangan Zainudin Amali ini berpijak pada fakta bahwa beberapa pemain naturalisasi enggan membela Timnas Indonesia dalam ajang internasional. Contohnya, saat Timnas Indonesia tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada Mei-Juni lalu ada dua pemain yang tak bisa bergabung.
Pertama Elkan Baggott yang beralasan tak mendapat izin dari klub untuk Timnas karena sedang dalam masa persiapan menjelang kompetisi. Jika bergabung dengan Timnas di UEA, ia khawatir akan sulit kembali ke Inggris untuk mengikuti pemusatan latihan tim karena aturan karantina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain kedua Marc Anthony Klok. Sempat hadir beberapa hari dalam pemusatan latihan di Jakarta, pemain yang baru pindah dari Persija ke Persib ini akhirnya absen dengan alasan mendampingi istri yang akan melahirkan di Bali. Hal ini membuat Shin Tae Yong mencoretnya.
"Ada pemain naturalisasi yang dipanggil untuk memperkuat Timnas yang akan bertanding di luar negeri malah beralasan macam-macam dan pulang ke kampung halamannya. Itu pertanda pemain tersebut tidak ada kepedulian terhadap kepentingan nasional Indonesia," kata Zainudin.
"Dia sekadar main sepak bola saja, tapi jiwa patriotisme dan nasionalisme rendah. Sangat beda dengan pemain yang memang asli lahir, besar, dan hidupnya di Indonesia," ucap lelaki asal Gorontalo ini pada Jumat (2/7).
![]() |
Dengan pertimbangan dan pengamatannya tersebut, Menpora akan lebih selektif soal naturalisasi pemain sepak bola. Menurut politisi Partai Golkar ini sebaiknya PSSI fokus mengembangkan bakat-bakat pemain Indonesia.
"Khusus untuk naturalisasi di cabang olahraga sepak bola ini saya melihat tidak begitu efektif untuk pembentukan Timnas, kualitas mereka yang dinaturalisasi juga tidak terlalu berbeda dengan pemain asli kita," kata Zainudin Amali.
Analisis kualitas pemain naturalisasi ini dipantau Zainudin saat turnamen Piala Menpora 2021. Menurutnya, pemain naturalisasi belum bisa menjadi panutan bagi pesepak bola Indonesia. Malah mereka kerap berbuat yang tidak sepantasnya.
"Bahkan ada di salah satu pertandingan justru pemain naturalisasi tidak memberi contoh bermain sepak bola dengan baik sampai pemain tersebut harus dikeluarkan oleh wasit karena terkena kartu merah," ucap Zainudin mengisahkan.
Tak hanya untuk sepak bola, Amali juga akan memperketat proses naturalisasi dari cabang olahraga lainnya. Dalam hal ini, Zainudin Amali tak akan menghalangi individu untuk berpindah kewarganegaraan, tetapi Kemenpora tak akan ikut campur membantu untuk proses naturalisasi.
"Untuk naturalisasi akan saya perketat untuk semua cabor. Kami akan lihat seberapa besar urgensinya. Sebaiknya memanfaatkan potensi yang ada, karena kita ini akan membangun prestasi berdasarkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON)," katanya.