Bulutangkis Masih Harapan Indonesia Raih Emas Olimpiade
Pengamat olahraga nasional, Tommy Apriantono mengatakan cabang olahraga bulutangkis masih menjadi harapan utama Indonesia untuk meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Pada Olimpide Tokyo 2020 yang digelar mulai 23 Juli sampai 8 Agustus mendatang, Indonesia mengirimkan 28 plus satu atlet. Mereka berasal dari cabang olahraga atletik, bulutangkis, menembak, surfing, renang dan angkat besi.
Bulutangkis memang kerap menjadi andalan Indonesia untuk meraup medali di Olimpiade. Dalam kurun waktu 1992-2008, Tim Bulutangkis aktif memberikan medali, termasuk mengukir tradisi medali emas dan jadi satu-satunya cabang olahraga yang mampu melakukannya.
"Kalau lihat peluang, kemungkinan besar bisa dapat medali dari bulutangkis. Mudah-mudahan bulutangkis bisa dapat emas, utamanya dari ganda putra. Kita kan ada dua pasangan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan The Minions [Kevin Sanjaya Sukamujo/Marcus Fernaldi Gideon], keduanya berpeluang," kata Tommy kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/7).
Cabor bulutangkis dipastikan telah meloloskan 11 atlet. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie dari kategori tunggal putra.
Lalu, Gregoria Mariska Tunjung dari tunggal putri dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di ganda putri.
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di ganda putra, serta pasangan ganda campuran yang diwakili Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Mengenai minimnya kesempatan tampil di kejuaraan internasional karena pandemi Covid-19, Tommy yakin hal itu tidak jadi persoalan.
Absennya skuad Indonesia All England 2021 jadi insiden yang disayangkan Tommy. Saat itu para atlet Indonesia dipaksa mundur dan tidak dapat melanjutkan pertandingan usai berada satu pesawat dengan penumpang yang dinyatakan positif Covid-19 pada Maret lalu.
Padahal sejumlah pemain Indonesia sudah berlaga di babak pertama dan meraih kemenangan seperti Jonatan Christie, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
"Kita dirugikan saat All England lalu. Kalau dibilang jarang main, sama pemain dunia lain juga tidak bisa main. Hanya saja sekarang semuanya harus lebih dipersiapkan dengan matang supaya kejadian di All England tidak terulang kembali."
"Atlet kita sudah divaksin. Yang harus disiapkan jauh-jauh hari berangkatnya, jangan sampai terjadi lagi kejadian di All England. Datang reaktif jadi tidak bisa main. Apalagi sekarang Indonesia masuk kategori negara berisiko tinggi, pasti pemeriksaan lebih ketat. Karena itu ditakutkan akan berpengaruh ke psikologis dan mental pemain," jelasnya.
Bersambung ke halaman berikutnya...