Sementara itu, Chief de Mission (CdM) Kotingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Rosan Roeslani, terus mengingatkan kepada para atlet dan pelatih untuk menjaga kesehatan dan tetap menerapkan protokol kesehatan jelang keberangkatan.
"Ini waktunya semakin dekat, mohon kerja sama seluruh atlet dan pelatih yang terlibat di Olimpiade untuk benar-benar memperhatikan protokol yang ada. Jangan sampai persiapan yang sudah baik, tidak bisa berangkat dan bertanding karena ada yang terkena Covid-19."
"Kita doakan ini jangan terjadi di kontingen kita karena ini akan berdampak pada kita semua. Mohon sekali lagi melakukan prokes. Ini sangat saya tekankan kepada seluruh pihak yang akan terlibat di Olimpiade ini," tegas Rosan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang Saku Tambahan
Di sisi lain, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari, mengatakan akan memberikan tambahan uang saku buat para atlet dan pelatih yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Tambahan honor itu di luar bujet dari pemerintah.
Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan uang saku sebesar US$300 kepada atlet dan pelatih yang berangkat ke Tokyo. Uang saku dihitung per hari pertama mereka tiba di Tokyo.
Besaran uang saku yang diterima masing-masing atlet dan pelatih tergantung durasi berada di Tokyo untuk mengikuti Olimpiade. Uang saku tersebut akan dikirimkan langsung ke rekening masing-masing atlet dan pelatih.
Sedangkan tambahan uang saku akan diberikan NOC sesuai dengan program Olympic Solidarity. Untuk atlet akan mendapatkan US$1.500 dan pelatih US$1.000 dollar per harinya.
"Tambahan ini merupakan bantuan dari IOC [Komite Olimpiade Internasional] ditambah dari bantuan CdM. Tambahan ini bukan dari pemerintah. Angka covid yang meningkat ini jadi ujian dan penyemangat. Olimpiade harus jadi cahaya di ujung kegelapan. Prestasi nanti jadi simbol perjuangan masyarakat Indonesia untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bisa menjuarai ajang paripurna ini," tutup Okto.
(ttf/nva)