Badminton Masuk Olimpiade, Indonesia Rajut Tradisi Emas

CNN Indonesia
Jumat, 23 Jul 2021 11:10 WIB
Indonesia mulai bisa merajut tradisi emas Olimpiade seiring cabang olahraga badminton dipertandingkan di multi-cabang tersebut.
Tontowi/Liliyana mengembalikan tradisi emas setelah sempat terputus di Olimpiade London 2012. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Di atas kertas, kekuatan Indonesia memang konsisten di papan atas dunia dalam cabor badminton. Indonesia seringkali menempatkan pemain di posisi nomor satu dunia dan merebut Piala Thomas dan Uber.

Namun hal itu tidak lantas membuat semuanya mulus. Indonesia memang selalu jadi unggulan di bulutangkis, tetapi jumlah emas yang didapat tidak pernah bisa mengulangi pencapaian di Olimpiade Barcelona 1992 saat meraih dua emas.

Pada Olimpiade Atlanta 1996, Indonesia meloloskan dua wakil ke final yaitu Mia Audina dan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky. Namun hanya Ricky/Rexy yang bisa meraih medali emas Olimpiade.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Olimpiade Sydney 2000, Indonesia meloloskan tiga wakil ke final yaitu Hendrawan, Candra Wijaya/Tony Gunawan, dan Tri Kusharjanto/Minarti Timur. Tetapi hanya Candra/Tony yang berhasil berdiri di podium tertinggi.

Indonesian badminton players Rexy Mainaky (L) and Ricky Subagdja (R) dash to reach a shuttle during their men's doubles final match against Pramote Teerawiwatana and Siripong Siripool of Thailand 17 December in the 13th Asian Games at the Thammasat University Sports Complex. Subagdja and Mainaky beat Teerawiwatana and Siripool by 2-0 (15-5, 15-10) to get gold medals.  (ELECTRONIC IMAGE) AFP PHOTO/TOSHIFUMI KITAMURA (Photo by Toshifumi KITAMURA / AFP)Ricky/Rexy juara Olimpiade 1996. (AFP PHOTO/TOSHIFUMI KITAMURA)

Pada Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat yang jadi satu-satunya wakil di final dan sukses melanjutkan tradisi emas Olimpiade dari cabor bulutangkis.

Empat tahun kemudian di Beijing, Markis Kido/Hendra Setiawan jadi sosok yang mampu meneruskan pakem tradisi emas Olimpiade. Kido/Hendra jadi juara usai menang lawan wakil tuan rumah, Cai Yun/Fu Haifeng.

Ketika persaingan bulutangkis dunia makin sengit, Indonesia pun sempat jadi korban. Indonesia kalah dalam persaingan keras di Olimpiade London 2012.

Indonesia gagal membawa pulang emas Olimpiade dari London. Tradisi emas yang diraih dari cabor bulutangkis pun terputus. Lantaran tak ada emas dari bulutangkis, alhasil Indonesia pun tidak punya emas untuk dibawa pulang dari edisi tersebut.

Taufik Hidayat of Indonesia reaches for a return shot against Daren Liew of Malaysia  in the round one men's single during Singapore Open badminton tournament in Singapore on June 15, 2011. Hidayat beat Daren 22-24, 21-12, 2118.  AFP PHOTO/ROSLAN RAHMAN (Photo by ROSLAN RAHMAN / AFP)Taufik Hidayat meraih emas di Olimpiade Athena 2004. ( ROSLAN RAHMAN / AFP)

Harapan agar tradisi emas hanya terputus sementara akhirnya bisa diwujudkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Tontowi/Liliyana yang penampilannya menurun jelang Olimpiade justru meledak di Rio de Janeiro pada 2016.

Tontowi/Liliyana merebut emas setelah menaklukkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dari Malaysia di babak final.

Lima tahun berselang, beban melanjutkan tradisi medali emas kembali ada di pundak tim bulutangkis Indonesia. Olimpiade Tokyo 2020 di 2021 ini bakal punya atmosfer lebih berat lantaran situasi tak normal akibat pandemi covid-19.

Setiwan Hendra (R) and Kido Markis of Indonesia play against Koo Kien Keat and  Tan Boon Heong of Malaysia in the men's doubles quarter final badminton match of the 2008 Beijing Olympic Games, at the Beijing University of Technology Gymnasium in Beijing on August 13, 2008. Setiwan and Kido won the match 21-19, 21-12.   AFP PHOTO/Indranil MUKHERJEE (Photo by INDRANIL MUKHERJEE / AFP)Markis Kido/Hendra Setiawan juara Olimpiade Beijing 2008. (AFP/INDRANIL MUKHERJEE)

Namun terlepas dari situasi tak normal, tim bulutangkis Indonesia akan selalu dibebani harapan yang sama tiap Olimpiade, yaitu membawa pulang emas dari arena pertarungan.

Sebuah beban yang sudah pernah ditanggung dan dirasakan oleh senior-senior mereka di edisi sebelumnya.

Harapannya tentu tradisi emas bisa berlanjut atau bahkan melebihi prestasi di Barcelona 1992.

(ptr/har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER