Di usia 23 tahun, Apriyani Rahayu telah menjadi juara Olimpiade, pencapaian terbesar dalam karier atlet badminton.
Dengan usia masih belia, Apriyani tentu bakal diharapkan untuk terus bersinar dan menyumbang berbagai prestasi lainnya di nomor ganda putri.
Namun Apriyani tentu sadar bahwa kebersamaannya dengan Greysia Polii tidak akan lama lagi. Greysia sudah menetapkan bahwa Olimpiade 2020 adalah Olimpiade terakhir dalam kariernya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Greysia bakal segera pensiun dalam waktu dekat. Meski mungkin masih akan berpasangan hingga Kejuaraan Dunia 2021, Apriyani bakal memulai proyeksi dengan pasangan baru untuk Olimpiade Paris 2024.
Pengalaman Apriyani selama berpasangan dengan Greysia akan menuntunnya jadi pemimpin kelompok ganda putri Indonesia di masa depan.
![]() |
Apriyani, bersama Greysia, telah membuktikan ganda putri Indonesia juga bisa berdiri di podium tertinggi setelah selama ini seringkali rendah diri karena kalah prestasi dibanding empat nomor lainnya.
Perjalanan Apriyani untuk membawa panji ganda putri tentu tak akan lancar dan mudah. Apriyani, bersama pelatih Eng Hian, harus bisa menjaga momentum dan motivasi.
Eng Hian tentu sudah punya proyeksi atlet mana yang bakal jadi duet ideal untuk Apriyani. Entah itu hanya satu pemain, atau bakal diuji terlebih dulu dengan 2-3 pemain dalam beberapa turnamen yang digelar.
Apriyani harus bersabar ketika harus mengulang kembali semua dari awal dengan pasangan baru nanti. Dengan peringkat yang kembali lebih rendah, dengan potensi drawing yang bakal lebih berat.
Dalam momen itulah, jam terbang, mental pemenang, motivasi dan rasa lapar Apriyani diuji.