Keberhasilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih emas Olimpiade Tokyo tentu tak lepas dari tangan dingin Eng Hian yang ikut berjuang, tegang, dan gembira larut dalam kemenangan
Saat pengembalian shuttlecock Lee So Hee/Shin Seung Chan gagal, saat itu pula Greysia/Apriyani berhasil menggenggam tiket menuju babak final Olimpiade. Seperti halnya Greysia/Apriyani yang bersorak gembira, rasa bahagia juga menyeruak dalam diri Eng Hian yang duduk di kursi pelatih.
"Tentunya bahagia namun saya belum sepenuhnya lega karena masih ada babak final," ucap Eng Hian menjawab pertanyaan dari CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas memegang tiket menuju final, Greysia/Apriyani punya waktu satu hari untuk jeda dan mempersiapkan diri. Hal itu dimanfaatkan oleh Eng Hian untuk berlatih dan membahas strategi.
"Di Tokyo, pembahasan strategi biasanya kami lakukan saat latihan. Karena itu pembahasan soal strategi di final, kami lakukan di sesi latihan sehari sebelumnya," tutur Eng Hian.
Setelah bersiap dan berlatih sehari sebelum final, Eng Hian bisa tidur dengan nyenyak. Dalam pikiran Eng Hian, ia sudah memasrahkan semuanya kepada Tuhan. Hal itulah yang membuatnya jadi lebih tenang.
![]() |
Malam berlalu dan Senin (2/8) pagi datang. Final yang dinanti oleh Greysia/Apriyani dan Eng Hian, serta final yang diharapkan oleh jutaan rakyat Indonesia telah hadir di depan mata.
"Kami tidak makan pagi bersama. Karena pembicaraan strategi sudah dilakukan sehari sebelumnya, tidak ada lagi pembicaraan strategi sebelum pertandingan."
"Saya berusaha agar anak-anak tidak terlalu banyak berpikir soal pertandingan di lapangan. Tidak lagi memikirkan strategi agar anak-anak rileks," kata Eng Hian.
Eng Hian juga mengaku tidak punya rasa tegang. Hal itu lantaran ia sudah disibukkan oleh persiapan-persiapan yang perlu ia lakukan bagi Greysia/Apriyani di lapangan.
"Saat pagi datang, saya lebih mempersiapkan apa yang harus dilakukan untuk persiapan Greysia/Apriyani di lapangan, termasuk pemanasan dan lain-lain," kata Eng Hian.
Waktu untuk laga final semakin dekat. Greysia/Apriyani dan Eng Hian berangkat ke Musashino Forest Sports Plaza. Eng Hian melihat ada ketegangan dalam diri Greysia/Apriyani. Laga final ganda putri badminton Olimpiade adalah pertaruhan besar. Bila Greysia/Apriyani kalah, Tim Badminton Indonesia dipastikan gagal meneruskan tradisi medali emas.
![]() |
"Ketegangan awalnya sudah pasti ada. Tetapi saat mereka berjalan, saat melakukan pemanasan, lalu menuju ke lapangan pertandingan, saya melihat justru tidak ada ketegangan. Mereka semakin rileks," ucap Eng Hian.
Pertandingan gim pertama dimulai. Pertarungan ketat terjadi sejak awal pertandingan. Greysia/Apriyani bisa bermain baik dan mampu unggul 4-1 dan memimpin 11-8 di saat interval.
Selepas interval, permainan Greysia/Apriyani tetap konsisten. Meski Chen/Jia sempat menyamakan skor di angka 11-11, Greysia/Apriyani sukses balik menekan dan memimpin 15-12.
Perolehan angka Greysia/Apriyani makin cepat berkat pertunjukan defense yang hebat dari mereka. Greysia/Apriyani lalu berhasil memimpin 19-14. Dalam momen itu, Eng Hian sama sekali belum merasa tenang.
"Greysia/Apriyani pernah mengalami saat mereka unggul, terkejar dan akhirnya kalah. Karena itu, saya tidak pernah berpikiran sudah yakin menang di titik itu."
"Saya lebih mengingatkan,'Ayo lebih siap lagi, lebih siap lagi. Lebih fokus lagi'," tutur Eng Hian.
Setelah berada pada kondisi unggul lima angka, 19-14, Greysia/Apriyani lalu mendapat tekanan hebat dari Chen/Jia. Pertahanan Greysia/Apriyani sering tembus hingga skor berubah jadi 19-18.
Dalam momen berikutnya, pukulan Jia Yifan membentur net. Greysia/Apriyani pun melangkah meraih game point di angka 20-18.
Pada kesempatan selanjutnya, smes Jia Yifan kali ini membuat Greysia dan Apriyani tak berkutik. Skor berubah menjadi 20-19.
Di situasi kritis tersebut, Greysia/Apriyani terus tertekan. Chen Qing Chen melepaskan smes dari depan net yang bisa dikembalikan Apriyani lewat refleks-nya yang apik.
![]() |
Tetapi shuttlecock melayang tanggung di depan net. Chen Qing Chen sudah sigap menyambut shuttlecock. Chen Qing Chen melepaskan pukulan ke arah badan Apriyani.
Apriyani memutuskan menghindar. Shuttlecock jatuh di luar lapangan. Greysia bersorak dan Apriyani berteriak.
Eng Hian ikut gembira tetapi emosinya tak semuanya dikeluarkan. Eng Hian sadar bahwa permainan baru separuh berjalan.
"Soal perasaan, tentu pasti saya senang Greysia/Apriyani sudah bisa memenangkan gim pertama. Namun saya harus bisa tetap memberikan instruksi yang tenang dan jelas pada pemain untuk kebutuhan di gim kedua."
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>