Bila pada gim pertama Greysia/Apriyani lebih banyak diserang, ada perubahan jelas dari alur pertandingan ketika gim kedua dimulai.
Greysia/Apriyani lebih banyak menekan lewat smes-smes keras yang juga dikombinasikan dengan penempatan shuttlecock akurat. Greysia/Apriyani melesat dengan keunggulan 7-2.
Meski Chen/Jia sempat mendekat di angka 8-6, Greysia/Apriyani punya keunggulan empat angka, 11-7 di saat interval. Chen/Jia seringkali melakukan kesalahan di paruh awal interval gim kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada gim kedua, lapangan yang ditempati Greysia/Apriyani dalam kondisi menang angin, jadi lebih banyak menyerang. Kondisi lapangan yang menang angin lebih enak untk strategi menyerang."
"Saya melihat pasangan China tidak dapat menemukan ritme permainan. Mereka sering miskomunikasi karena tidak bisa menerapkan pola permainan mereka," ucap Eng Hian.
Selepas interval, angka demi angka lancar mengalir untuk Greysia/Apriyani. Serangan Greysia/Apriyani sulit dibendung oleh Chen/Jia.
![]() |
Greysia/Apriyani memimpin 17-9 dan berlanjut menjadi 19-10.
"Setiap poin saya selalu berdoa supaya dilancarkan dan dapat poin. Saya meminta Greysia/Apriyani untuk harus tetap fokus karena pertandingan belum selesai," tutur Eng Hian.
Greysia/Apriyani akhirnya mendapat match point di angka 20-14. Setelah gagal di kesempatan match point pertama, pertarungan berlanjut di kesempatan match point kedua.
Pengembalian Jia Yifan keluar arena. Greysia dan Apriyani sudah berteriak dan bersorak merayakan kemenangan. Namun Chen/Jia meminta challenge sebagai upaya terakhir yang bisa mereka lakukan.
Di kursi pelatih, Eng Hian dalam perasaan harap-harap cemas. Ia yakin bahwa shuttlecock itu keluar tetapi hal itu tak sepenuhnya menghapus rasa gugup menanti hasil challenge.
"Saya yakin pukulan itu keluar, yang saya khawatirkan justru kesalahan teknis. Karena ada beberapa kali di turnamen, pemain meminta challenge dan ada kesalahan teknis. Itu yang saya khawatirkan," ucap Eng Hian.
Challenge menunggu diperlihatkan. Greysia dan Apriyani sudah terduduk di lapangan sambil melongok ke layar. Dan ternyata shuttlecock keluar.
Greysia/Apriyani juara Olimpiade!
Greysia dan Apriyani tertawa gembira sebelum akhirnya tawa mereka berubah jadi tangis bahagia.
Eng Hian datang masuk lapangan. Ia merangkul dan memeluk Apriyani yang menangis di pelukannya. Di saat bersamaan, Greysia masih terduduk dan bersujud hingga wajahnya menyentuh lantai lapangan.
Tangis bahagia jelas terlihat dari Greysia. Eng Hian lalu membungkukkan badannya. Ia mengelus kepala Greysia dan di saat bersamaan, Greysia mengangkat kepalanya.
Greysia memeluk Eng Hian sambil diiringi derai air mata yang lebih deras dibandingkan sebelumnya. Eng Hian membantu Greysia berdiri dan keduanya berbagi rasa bahagia yang serupa.
![]() |
"Rasa setelah kemenangan itu dipastikan tidak bisa diungkapkan dengan kata. Semua sudah terlepaskan. Terbayarkan. Benar-benar tidak bisa diungkapkan."
"Pada saat awal selebrasi mereka masih bisa tertawa. Pada saat mereka melihat saya, mereka mulai menangis. Termasuk saya juga mau menangis, tetapi karena saya tahan saja saat itu."
"Kami merasakan bagaimana persiapan dan pengorbanan. Bukan hanya kerasnya latihan, tetapi juga menghadapi hari demi hari di masa pademi ini. Luar biasa, emosi saat itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata melainkan hanya lewat ungkapan kebahagiaan sampai kami menangis," kata Eng Hian.
Greysia/Apriyani akhirnya berdiri di podium tertinggi ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Mereka bukan hanya saja menyelamatkan tradisi emas Olimpiade bagi kontingen Indonesia, melainkan menciptakan sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang mampu melakukannya.
"Semua jerih payah bisa terbayarkan dengan hasil yang dicapai di Olimpiade. Hanya ada kebanggaan dan kebahagiaan. Bersyukur pada Tuhan atas apa yang diberikan pada kita," ucap Eng Hian.