ANALISIS

76 Tahun Merdeka, Erosi Liga dan Timnas Indonesia

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 17 Agu 2021 08:40 WIB
Sepak bola Indonesia, baik tim nasional maupun kompetisi bak jalan di tempat - kalau tak boleh disebut mundur - meskipun Indonesia sudah 76 tahun merdeka.
Liga Indonesia seperti mengalami penurunan kualitas. (ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)

Satu frekuensi dengan Timnas Indonesia, kondisi kompetisi atau liga di negeri berpulau-pulau ini pun mengecewakan. Kualitas kompetisi dan klub terus merosot jika diukur dengan performa di pentas kontinental, yakni Piala AFC atau kasta kedua di Benua Asia.

Dalam dua tahun ke depan atau sudah musim lima musim terakhir setelah dihukum FIFA, Indonesia tak punya wakil langsung di Liga Champions Asia karena kalah poin koefisien di AFC dari negara lain.

Kali terakhir Indonesia mengirimkan wakil di Liga Champions Asia pada 2011, dengan Arema FC yang kandas di fase grup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanpa wakil ini jadi ironi, sebab jumlah kontestan Liga Champions bertambah dari 32 menjadi 40. Bahkan klub-klub dari negara-negara seperti Singapura dan Filipina bisa ambil bagian dari penambahan peserta itu.

Kondisi tersebut tak lain karena klub-klub seperti Persipura Jayapura dan Persib Bandung tumbang di babak kualifikasi.

Penyebab lain adalah nasib kompetisi yang serba tak pasti. Dalam setiap musim sejak 2016 atau usai dihukum FIFA, tidak hanya dalam situasi pandemi seperti saat ini, operator kompetisi bergelut dengan aparat kepolisian untuk izin keamanan. Saat ada agenda politik, liga sepak bola 'dimatikan' sementara.

Jika dibandingkan dengan era awal-awal Liga Indonesia pada 1994, situasi sepak bola saat ini bukan lagi jalan di tempat, tetapi kemunduran.

Mimpi Liga Indonesia jadi industri layaknya di Eropa atau jadi aset bangsa seperti Jepang dan Korea Selatan, hanya ilusi pemanis bibir.

Pemain Persija Jakarta Osvaldo Haay (tengah) mengontrol bola dengan kawalan pemain Borneo FC Sultan Samma dalam pertandingan pekan pertama Shopee Liga 1 2020 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (1/3/2020). Persija menang dengan skor 3-2. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.  *** Local Caption ***Izin kompetisi seperti jadi momok bagi PSSI dan operator kompetisi dalam setiap musim. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Buktinya, izin keramaian polisi selalu sulit didapat. Bahkan, sampai saat PSSI dipimpin purnawirawan polisi, bekerja sama dengan Satgas Anti Mafia Bola, dan operator kompetisi diisi mantan petinggi Polri, hasilnya sama: izin kompetisi dari kepolisian terlalu sulit didapat.

Dasar-dasar kompetisi sepak bola Indonesia yang dibangun mantan pengelola Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabussala dan Joko Driyono, juga macet. Konsep dan tatanan sepak bola Indonesia makin jauh dari situasi ideal, dengan beragam kompromi yang sulit dinalar.

Untuk jadwal kompetisi Liga 1 2021/2022 yang akan dimulai pada 27 Agustus misalnya, hingga kini belum keluar. PT Liga Indonesia Baru malah membuat pernyataan bahwa jadwal akan diumumkan sepekan sebelum kick-off. Ini anomali yang dinormalisasi.

Banner Testimoni

Bandingkan dengan sepak bola di Eropa yang sudah merilis jadwal musim ini pada musim sebelumnya. Bahkan, kompetisi sepak bola di Thailand dan Malaysia juga lebih rapi.

Inilah kondisi sepak bola Indonesia: kompetisi dan timnasnya. Dalam HUT RI ke-76, sepak bola Indonesia terus menerus digerus erosi. Bahkan, pembangunan manusia sepak bola Indonesia juga turut tergerus budaya anti-disiplin atlet.



(sry)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER