ANALISIS

76 Tahun Merdeka, Erosi Liga dan Timnas Indonesia

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 17 Agu 2021 08:40 WIB
Timnas Indonesia belum juga memiliki prestasi yang bisa dibanggakan setelah Republik Indonesia 76 tahun merdeka. (media PSSI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bangsa Indonesia sudah menapaki usia berlian: sudah merdeka 76 tahun pada 2021 ini. Namun, pamor liga sepak bola dan Timnas Indonesia masih jalan di tempat jika tidak mau disebut mengalami kemunduran.

Sepak bola yang dalam istilah Tan Malaka disebut sebagai alat perjuangan, belum bisa membawa nama nusantara harum di pentas dunia. Jangankan harum, saat ini Timnas Indonesia berada di papan bawah FIFA, yakni peringkat ke-174 dari total 211 negara.

Sejak tumbangnya Soeharto pada 1998 dalam gerakan yang disebut reformasi kualitas Timnas Indonesia turut menurun. Indonesia yang bertengger di peringkat ke-76 pada 1998 terus melorot. Puncaknya pada 2015: diembargo FIFA buntut dari intervensi pemerintah.

Reinkarnasi PSSI dan Timnas Indonesia setelah lepas dari sanksi FIFA pada 2016, belum berbuah. Belum ada serum jitu yang bisa membuat Garuda Merah Putih berbicara lantang di pentas kawasan, seperti Piala AFF dan SEA Games.

Pada ajang Pra Piala Dunia 2022 misalnya, Indonesia jadi bulan-bulanan. Bergabung bersama Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Uni Emirat Arab, Indonesia tersingkir paling cepat setelah menelan lima kekalahan beruntun. Kondisi Timnas Indonesia sangat payah.

Pandemi Covid-19 makin melumpuhkan kompetisi dan timnas yang sudah payah tersebut. Kompetisi tak bisa digulirkan sejak Maret 2020 dan hingga kini belum juga bergulir. Upaya PSSI meningkatkan harkat dengan mengontrak pelatih jebolan Piala Dunia, Shin Tae Yong, belum bertuah.

Sejumlah polemik terjadi setelah Timnas Indonesia merekrut Shin Tae Yong. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Malah sejak datang pada akhir 2019, Shin Tae Yong berkali-kali ribut dengan pengurus PSSI. Ia bersitegang dengan Indra Sjafri sebelum ditunjuk menjadi Direktur Teknik, juga dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Terbaru, Shin berpisah dengan tiga asistennya karena perbedaan prinsip.

Kim Hae Woon, Lee Jae Hong, dan Kim Woo Jae mundur menjelang persiapan play-off Pila Asia 2023 melawan Taiwan. Ini bukan yang pertama. Sebelumnya, yakni pada akhir tahun 2020 asisten pelatih Gong Oh Kyun juga mundur dengan alasan yang sama.

Program pemusatan latihan Timnas Indonesia pun kerap mundur. Untuk persiapan play-off Piala Asia 2023 misalnya, hingga kini tak jelas kapan karena Shin Tae Yong tak kunjung kembali ke Indonesia.

Daftar nama pemain yang akan dipanggil pun tak kunjung dirilis, lantaran menunggu pelatih asal Korea Selatan itu tiba di Indonesia pada 18 Agustus.

Daftar nama pemain Timnas Indonesia yang dipanggil Shin juga selalu jadi perdebatan. Tanpa kompetisi membuat nama daftar panggil jadi bias.

Selain didominasi pemain usia muda jebolan Indonesia U-19, ada beberapa nama yang dianggap tak sesuai ekspektasi. Salah satu contoh kasus adalah Nurhidayat Haji Haris yang dipanggil Timnas Indonesia ke Kualifikasi Piala Dunia 2022 meski tak bermain di turnamen pramusim Piala Menpora.

Setelah bergabung dengan Timnas Indonesia di Uni Emirat Arab, Nurhidayat justru dipulangkan Shin Tae Yong ke Indonesia karena indisipliner.

Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya...

Kualitas Liga Indonesia Terus Merosot


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :