2. Gaya Ortodoks
Ugas merupakan petinju non-kidal yang dikenal kerap menyulitkan petinju-petinju bergaya southpaw macam Pacquiao.
Sebagai petinju pengganti Spence Jr., Ugas mendapat keuntungan. Spence Jr. merupakan petinju kidal sehingga Pacquiao dan timnya mempersiapkan latihan untuk melawan petinju kidal pula.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pengumuman pergantian lawan dalam waktu kurang dari dua pekan, maka Pacquiao harus melakukan adaptasi ulang dalam waktu cepat.
3. Taktis dan Cermat
Ugas pun dinilai memiliki pemahaman bagus mengenai waktu yang tepat untuk melepas pukulan. Ini tak lepas dari keunggulan jangkauan yang dimiliki peraih medali perunggu Olimpiade 2008 tersebut.
Kombinasi uppercut kanan dan kiri biasa menjadi senjata Ugas merobohkan pertahanan lawan.
4. Tak Licin tetapi Mematikan
Seperti kata Roach, Ugas berbeda dengan petinju Kuba lainnya lantaran tidak terlalu licin ketika bertarung. Hal itu pula dikemukakan sang pelatih Ismael Salas.
Ugas kerap membawa lawan dalam pertarungan yang tidak terlalu dekat dan berada di tengah ring.
Kendati agak kaku, Salas memoles Ugas dengan tepat sehingga selama berada di bawah asuhannya Ugas memiliki catatan tarung 11 kali menang dan sekali kalah.
5. Pertahanan Baik
Salah satu faktor yang membuat Ugas bisa menjadi juara kelas welter WBA adalah pertahanan yang bagus. Ugas cukup telaten dan sabar menghadapi lawan dan memiliki kemampuan membaca kelemahan lawan di saat yang tepat.
Seandainya Pacquiao lengah dan tak sabar, maka Ugas berpeluang memanfaatkan kondisi dan menjadi pemenang.
(nva/rhr)