TESTIMONI

Nurul Akmal: Prajurit Aceh Pengubah Sejarah Indonesia

Nurul Akmal | CNN Indonesia
Rabu, 18 Agu 2021 19:05 WIB
Nurul Akmal merupakan lifter asal Aceh yang menjadi salah satu wakil Indonesia di Olimpiade 2020 sekaligus menorehkan dua sejarah.
Nurul Akmal melewati proses panjang sebelum tampil di Olimpiade 2020. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Selepas tinggal di Banda Aceh, saya tidak lagi mendapat uang saku dari orang tua karena sudah mendapat fasilitas sekolah, juga kuliah, dan uang saku sendiri. Dari kejuaraan-kejuaraan pun dapat hadiah yang ditabung dan bisa membantu keluarga.

Alhamdulillah saya bisa mendaftarkan orang tua haji, membelikan mobil, juga membantu menyekolahkan kedua adik saya di pesantren.

Karier saya beranjak selangkah demi selangkah. Saya pun bisa menjadi juara PON, juara nasional, lantas sempat ikut Islamic Solidarity Games 2017 dan meraih perunggu. Itu jadi salah satu pintu masuk saya ke pelatnas selain hasil-hasil di kejuaraan level nasional. Tim pelatih pelatnas memantau saya dan mengajak bergabung pada Januari 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bergabung di pelatnas menjadi sebuah capaian baru bagi saya, juga tantangan baru. Ketika itu saya ingat betul bagaimana pak Dirdja ingin membuat sejarah dengan meloloskan atlet angkat besi kelas berat ke Olimpiade. Setelah sejak lama Indonesia selalu mengirim lifter kelas ringan, Olimpiade 2020 jadi sejarah tersendiri karena saya bisa lolos.

Perjuangan naik turun panggung kualifikasi Olimpiade sudah berlangsung sejak 2018. Saya berangkat ke beberapa negara seperti China, Qatar, dan Turkmenistan. Bukan untuk jalan-jalan, tetapi bertanding. Di antara keberangkatan saya itu juga harus menjalani latihan yang membuat saya bisa tambah kuat mengangkat barbel yang lebih berat.

Persiapan Olimpiade 2020 itu bukan singkat, cukup panjang karena dari 2018. Jadi ya lebih kurang empat tahun lebih saya berlatih dan bertanding. Karena itu pula saya merasa tidak ada latihan khusus jelang Olimpiade. Yang beda memang pada 2020 karena ada Covid-19.

Soal pandemi ini memang ada bermacam-macam dampaknya, tetapi saya coba ambil positifnya saja. Selama pandemi ini kegiatan saya dan atlet-atlet lain benar-benar terisolasi, tujuannya agar terhindar dari Covid-19 dan tidak menggugurkan peluang tampil di Olimpiade. Karena isolasi itulah, saya merasa lebih fokus latihan karena sehari-hari hanya hidup di dua tempat, lokasi latihan dan kamar.

Nurul Akmal (kiri) dan Melinda Gustu (kanan) menyumbang emas untuk IndonesiaNurul Akmal (kiri) lebih dulu meraih prestasi level daerah sebelum bergabung dengan pelatnas. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)

Hidup menjadi atlet angkat besi sebenarnya tak berbeda dengan kehidupan orang pada umumnya. Yang membedakan hanya kami ada agenda latihan setiap hari, itu saja. Beban dan tanggung jawab sebagai atlet seperti untuk latihan dan beristirahat membuat saya terbiasa disiplin.

Keuntungan lain menjadi atlet adalah memiliki pola hidup sehat. Makan pasti dijamin empat sehat lima sempurna. Selain itu untuk atlet angkat besi kan ada suplemen juga, khususnya protein.

Sebagai atlet kategori kelas bebas saya tidak dilarang memakan karbohidrat. Tetapi kalau saya makan terlalu banyak dan berat badan naik, akan berpengaruh ke kelincahan dan kecepatan. Jadi saya tetap harus menjaga badan.

Enggak cuma sehat secara fisik, tetapi secara mental juga kehidupan kami ini ditunjang keberadaan psikolog untuk menjaga mental juara sebagai atlet.

Dalam pengalaman saya atlet angkat besi wanita tidak ada perbedaan dengan pria. Kami sama-sama latihan keras. Bahkan atlet wanita ini saya bilang lebih telaten atau disiplin. Sementara rekan-rekan atlet pria ya kadang-kadang ada sedikitlah bandelnya. Hahahaha.

Sebagai wanita, soal siklus bulanan selama ini tidak pernah jadi masalah buat saya. Dari dulu latihan memang salah satu yang penting adalah cara kita membangun komunikasi. Kalau kita sedang mengalami periode bulanan, tinggal bilang saja ke pelatih. Latihan pun bisa disesuaikan.

Hal lain lagi soal jilbab, ini sempat mengundang netizen ya. Tetapi menurut saya, jilbab ini kan persoalan pribadi. Saya sejak dulu latihan di daerah ketika berlatih di dalam ruangan latihan pakai baju latihan, dan ketika di luar berjilbab. Karena memang kan di Aceh ada peraturan syariat seperti itu.

Mungkin ada yang berpikir angkat besi olahraga cowok, tetapi kan buktinya banyak atlet wanita yang meraih medali Olimpiade untuk Indonesia. Keseharian saya di pelatnas juga dikelilingi atlet dan pelatih wanita. Salah satunya adalah ibu Sri [Indriyani, peraih medali Olimpiade 2000]. Jadi saya tetap bisa sharing, cerita-cerita itu ke ibu Sri atau teman-teman wanita lain.

Kalau soal cedera ya itu tidak terhindarkan lagi, tetapi tidak pernah sampai parah. Saya ini ibarat sakit dari besi, sembuh dari besi. Sakit dari latihan, nanti sembuhnya ya dari latihan juga. Bagi saya cedera itu wajar dan bukan alasan untuk tidak latihan, karena misalnya ketika kaki sakit kan masih bisa latihan otot tangan.

Bertahun-tahun latihan dan menekuni angkat besi, saya pun menilai olahraga ini unik karena kita sebenarnya tidak melawan orang lain, beda dengan olahraga lain. Jadi yang dilawan ini adalah diri kita sendiri. Mampu atau tidak angkat beban seberat itu, yakin atau tidak bisa mencapai target pelatih.

Olimpiade 2020 sudah selesai, saya masih berpikir itu adalah sebuah mimpi. Selain saya membuat sejarah sebagai lifter kelas berat pertama dari Indonesia di Olimpiade, saya juga merupakan atlet wanita pertama asal Aceh yang tampil di Olimpiade.

Banner Live Streaming MotoGP 2021

Kadang sampai sekarang saya terpikir mengulang masa-masa di Jepang lagi, khususnya ketika mengangkat beban. Kalau bisa saya ingin sekali mengulang waktu itu dan memperbaiki catatan saya.

Tetapi itu mustahil, sekarang yang ada di depan adalah berbagai kejuaraan seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade 2024. Saya akan berusaha mempersembahkan yang terbaik di berbagai ajang kualifikasi dan kejuaraan serta nanti semoga bisa meraih prestasi lebih baik di Olimpiade 2024 dibanding sekarang.

Jika Allah izinkan, saya akan berupaya mencatat sejarah lain dengan medali pertama angkat besi Olimpiade bagi Indonesia dari kelas berat.



(nva/har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER