Derita Pesepakbola Afghanistan Usai Taliban Berkuasa

CNN Indonesia
Rabu, 18 Agu 2021 10:04 WIB
Salah satu pesepakbola Afghanistan menuturkan cerita pilu serta harapan besar usai Taliban berkuasa di negara tersebut.
Ilustrasi sepak bola di Afghanistan. (AFP/WAKIL KOHSAR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu pesepakbola Afghanistan menuturkan cerita pilu serta harapan besar usai Taliban berkuasa di negara tersebut.

Afghanistan tengah jadi fokus dunia setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pemerintah di negara itu. Kekuasaan Taliban itu dikhawatirkan pesepakbola Afghanistan.

Dikutip dari Marca, salah satu pesepakbola terkemuka Afghanistan yang tinggal di Kabul bercerita soal kondisi di negara tersebut, termasuk dampak dari kekuasaan yang kini dimiliki Taliban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir kami menuju ke arah yang benar, menuju perdamaian. Saat ini di kota saya semuanya baik-baik saja di bawah kendali Taliban, yang tidak menghalangi kehidupan normal untuk saat ini," ucap pesepakbola yang tidak disebutkan namanya itu mengingat situasi di Afghanistan.

A member of Taliban stands guard as people walk at the entrance gate of Hamid Karzai International Airport in Kabul, Afghanistan, August 16, 2021.REUTERS/StringerTaliban kembali berkuasa di Afghanistan. (REUTERS/STRINGER)

Meski secara kehidupan masih normal, namun sang pemain memiliki kekhawatiran soal perkembangan olahraga terutama sepak bola di Afghanistan.

"Saya berharap Taliban yang berkuasa tidak terlibat dengan Federasi Sepak Bola Afghanistan (AFF), karena itu berarti sanksi FIFA dan kami tidak menginginkan itu," ucapnya.

FIFA sangat tidak menginginkan pihak lain ikut campur dalam urusan sepak bola, termasuk pemerintah. Ketika pemerintah campur tangan, FIFA bisa memberikan hukuman kepada federasi sepak bola di negara itu, yang akan berakibat pada kehidupan para pesepakbola negara tersebut.

Jelang wawancara dengan Marca selesai, pesepakbola itu juga mengungkapkan harapan besar dari kondisi di Afghanistan saat ini. Dia sangat menginginkan hidup di luar negeri yang dianggap damai dan tenang.

[Gambas:Video CNN]

"Di sini, dalam kondisi yang sederhana ini tidak ada yang bisa menggaransi kami. Saya tidak meminta limusin, saya hanya bertanya, 'Apakah yang bisa Anda lakukan untuk kami?'," tutur pemain Afghanistan itu.

Pada 15 hari lalu istri sang pesepakbola melahirkan seorang putri cantik. Dia hanya ingin masa depan putrinya itu berjalan dengan baik dan normal.

"Saya ingin dia tidak harus melihat situasi seperti ini ketika dia besar di negara ini," ujarnya.

"Saya kehilangan US$20 ribu [sekitar Rp287,7 juta] selama perang ini, dan saya mencari US$5 ribu untuk bisa bepergian dengan keluarga saya ke Iran," ucapnya menambahkan.

Meski kehidupan di Kota Kabul dinilai normal, namun tidak bagi perasaan para penduduknya. Si pesepakbola menyebut terus dibayangi ketakutan.

"Minggu lalu, tidak ada yang berani turun ke jalan, tapi sekarang orang-orang menjalani kehidupan yang kurang lebih normal. Yang paling mengkhawatirkan saya adalah masa depan bayi perempuan saya," katanya.

"Jika Anda bisa membantu saya dengan cara apa pun, saya tidak akan pernah melupakannya. Saya dan keluarga saya membutuhkan bantuan dalam situasi ini, saya harap Anda bisa membantu," tuturnya.

(sry/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER