Rombongan tim bulutangkis Indonesia yang berisi 11 orang akan menjalani pemusatan latihan singkat di Kota Machida sebelum tampil di Paralimpiade 2020.
Setelah tiba di Bandara Haneda, Kamis (19/8) pagi, dan hasil PCR dinyatakan negatif, rombongan langsung melakukan perjalanan selama 45 menit menuju Machida.
Mereka diagendakan untuk lebih dulu mematangkan persiapan di Machida yang terletak 45 kilometer dari pusat Kota Tokyo sebelum berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya di Olimpiade 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan tim bulutangkis Indonesia juga menjalani latihan terlebih dahulu di Kumamoto sebelum beranjak ke Tokyo.
Dalam Paralimpiade 2020, tim para badminton Indonesia meloloskan tujuh atlet dan ditargetkan untuk membawa pulang satu medali emas dan satu perak.
Ketujuh atlet itu yakni Leanin Ratri Oktila, Khalimatus Sa'diyah, Dheva Anrimusthi, Hary Susanto, Ukun Rukaendi, Suryo Nugroho dan Fredy Stiawan.
"Syukurlah semua atlet berada dalam kondisi sehat. Hasil tes PCR mereka juga semua negatif sehingga kami bisa melanjutkan perjalanan ke Machida," ucap Sapta Kunto Purnama, Manajer para bulutangkis Indonesia dilansir rilis resmi National Paralympic Committee Indonesia (NPCI), Kamis (19/8).
Selama di Machinda, para atlet akan lebih dulu menjalani adaptasi dengan suhu dan kelembaban udara di Jepang sampai 25 Agustus mendatang. Cabang olahraga bulutangkis di Paralimpiade Tokyo 2020 baru akan dimainkan mulai 1 September mendatang.
"Kami akan menjalani latihan di Machida terlebih dahulu sebelum bergabung dengan kontingen lainnya di Tokyo. Tujuan diadakannya latihan di Machida guna memberi kesempatan kepada atlet untuk beradaptasi dengan suhu dan kelembaban udara di Jepang," jelas Kunto.
"Dengan mengadakan latihan di Machida, diharapkan kondisi fisik atlet bisa beradaptasi dengan suhu dan cuaca saat pertandingan nanti," imbuhnya.
Machida bukanlah tempat yang baru bagi atlet para bulu tangkis Indonesia. Pada 2017, tim para bulutangkis pernah melakukan pelatnas di Machida untuk tampil ke kejuaraan dunia.
"Semua atlet sudah cukup mengenal lingkungan dan cuaca di Machida. Bahkan ada beberapa warga di sini yang masih ingat dengan nama pemain kita," tambah Kunto.