Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Susy Susanti, menganggap dua medali di Olimpiade Tokyo 2020 bisa membawa efek positif pada penampilan tim Indonesia di Sudirman Cup 2021.
Sudirman Cup 2021 akan berlangsung pada 26 September hingga 3 Oktober 2021 di Vantaa, Finlandia.
Dari hasil drawing yang telah digelar secara virtual, Rabu (25/8), Indonesia berada di Grup C Sudirman Cup 2021 bersama dengan Denmark, Rusia dan Kanada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Agustus ini Indonesia lebih dulu meraih dua medali dari Olimpiade Tokyo 2020. Medali emas dipersembahkan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan medali perunggu diraih Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra.
"Hasil dua medali di Olimpiade kemarin pasti menambah keyakinan, pengalaman bertanding dan motivasi lebih dari pemain. Pengalaman kemarin juga membuat mereka bisa mengukur kekuatan lawan. Jadi banyak efek positif yang bisa dibawa dari hasil di Olimpiade Tokyo kemarin," kata Susy kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/8).
Selain berharap medali Olimpiade bisa menambah rasa percaya diri pemain, Susy juga menilai pesta olahraga terbesar itu bisa menjadi alat tolok ukur kekuatan lawan.
Dari hasil drawing, Denmark bakal jadi lawan berat Indonesia di fase grup. Denmark memiliki kekuatan utama di sektor tunggal putra lantaran keberadaan peraih emas Olimpiade Viktor Axelsen.
Sementara empat wakil Denmark lainnya, Mia Blichfeldt (tunggal putri), Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (ganda putra), Maiken Fruergaard/Sara Thygesen (ganda putri), dan Mathias Christiansen/Alexandra Boje (ganda campuran), gagal meraih tiket ke semifinal dan bahkan ada yang tertambat di fase grup.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya...
Susy menilai hasil undian tak sepenuhnya bakal memengaruhi kans Indonesia meraih gelar Sudirman Cup untuk kali kedua setelah 1989.
"Kalau drawing itu ada faktor luck. Mudah-mudahan bisa terus lanjut. Menyoal peluang, kita tetap punya peluang yang cukup bagus minimal untuk lolos grup dan masuk ke 8 besar. Pasti harapannya bisa melaju terus."
"Tapi di delapan besar kita harus lebih siap lagi karena negara-negara kuat pasti akan saling berhadapan. Setelah lolos grup, bagaimana pemain harus fokus menyiapkan diri lebih baik karena secara seeded dan kekuatan lawan akan jauh lebih kuat," ujar sosok peraih medai emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992.
Berdasarkan peringkat BWF terbaik, komposisi skuad Indonesia berisi Anthony Ginting (tunggal putra), Gregoria Mariska (tunggal putri), Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), dan Praveen Jordan/Melati Daeva (ganda campuran).
"Menurut saya komposisi tim cukup baik. Emas Olimpiade Greysia/Apriyani menambah kepercayaan diri di ganda putri. Secara kekuatan memang kita yang diunggulkan di ganda putra, ganda campuran, dan tunggal putra."
 Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti masih menjadi andalan Indonesia di sektor ganda campuran. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN) |
"Di tunggal putri, Gregoria secara ranking dan prestasi kita akui agak sedikit di bawah negara-negara kuat. Tapi peluang Gregoria ada untuk bisa masuk melawan ke elite dunia. Jadi untuk Gregoria, harus lebih dipersiapkan lagi," jelas Susi.
Di Sudirman Cup, Indonesia tercatat baru sekali menjadi juara yakni pada edisi perdana di 1989. Saat itu Indonesia mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2.
Di edisi terakhir Sudirman Cup pada 2019 lalu, langkah Indonesia terhenti di babak semifinal. Indonesia kalah dengan skor 1-3 dari Jepang. Gelar juara akhirnya direbut oleh China yang menaklukkan Jepang dengan skor 3-0 di babak final.
"Kans selalu ada, cuma kalau lihat komposisi lawan ada negara yang merata banget di semua sektor, seperti Jepang dan China. Secara prestasi dan ranking dua negara itu punya kekuatan yang rata. Kali ini maunya sih juara, tapi semua pasti berusaha untuk yang terbaik. Minimal sama seperti dua tahun lalu atau lebih baik bisa lah ya," tutup Susy.
[Gambas:Video CNN]