Bek Chelsea Alonso Setop Berlutut Jelang Laga Liga Inggris
Bek Chelsea Marcos Alonso mengatakan tidak akan lagi melakukan aksi berlutut sebelum laga sebagai cara untuk memerangi aksi rasial di Liga Inggris.
Alonso menilai gestur untuk melawan aksi rasial sudah kehilangan kekuatannya. Oleh karena itu, ia akan lebih memilih untuk menunjuk ke emblem slogan 'No Room for Racism' yang terletak di bagian lengan saat para pemain lain berlutut sebelum kick off.
Aksi berlutut sebelum laga sudah berlangsung sejak Liga Inggris musim 2020/2021. Aksi itu dilakukan oleh pemain, ofisial, dan staf tim untuk mendukung gerakan kesetaraan ras sebelum wasit meniup peluit tanda dimulainya pertandingan.
"Saya sepenuhnya menentang aksi rasial dan saya menentang setiap jenis diskriminasi. Saya lebih suka meletakkan jari saya di emblem yang mengatakan tidak pada rasialisme, seperti yang mereka lakukan di beberapa cabang olahraga lain dan sepak bola di negara lain," ucap Alonso seperti dilansir dari Sky Sports.
"Saya memilih melakukannya dengan cara itu, dan tentu saja, untuk mengatakan dengan sangat jelas bahwa saya menentang rasialisme dan saya menghormati setiap orang," ia melanjutkan.
Namun demikian, Alonso mengaku belum mendiskusikan keputusan yang ia ambil itu dengan rekan-rekan setimnya. Seperti diketahui, rekan setim Alonso seperti Reece James, Antonio Rudiger, N'Golo Kante, hingga Romelu Lukaku pernah jadi sasaran aksi rasial dalam beberapa tahun terakhir.
James bahkan menonaktifkan akun Instagram miliknya untuk sementara pada awal tahun ini karena skala pelecehan rasial yang tergolong tinggi di media sosial.
"Tidak, kami belum membicarakan hal itu," kata Alonso.
Sebelumnya bintang Crystal Palace, Wilfried Zaha jadi pemain top pertama yang memilih untuk tidak melakukan aksi berlutut sebelum kick-off. Mantan pemain Manchester United itu justru menilai aksi berlutut sebagai sebuah tindakan yang merendahkan seseorang.
(jal/jun)