Sejarah PON, Muncul karena Indonesia Gagal Ikut Olimpiade

CNN Indonesia
Jumat, 01 Okt 2021 17:14 WIB
Untuk kali pertama setelah lebih dari 70 tahun, PON dilaksanakan di tanah Papua. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pekan Olahraga Nasional (PON) menjadi salah satu yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia, karena sudah terselenggara tiga tahun setelah Soekarno menyatakan proklamasi kemerdekaan.

PON Papua 2020 merupakan lanjutan dari perjalanan panjang pesta olahraga nasional. PON Papua menjadi edisi ke-20, setelah kali pertama dilaksanakan pada 1948.

PON pertama yang dilaksanakan di Solo adalah buntut dari kegagalan Indonesia tampil di Olimpiade 1948.

Ketika baru saja merdeka, Indonesia berniat mengirim atlet untuk berpartisipasi di Olimpiade London. Namun upaya Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dan Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) tak bisa terwujud lantaran beberapa penyebab.

PORI dan KORI pada saat itu belum menjadi anggota International Olympic Committee (IOC) sehingga atlet Indonesia tidak diterima berpartisipasi. Selain itu pemerintah Inggris belum mengakui paspor Indonesia dan hanya menerima atlet Indonesia dengan paspor Belanda. Fakta mengenai masih sedikit negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia juga menjadi halangan berarti, Indonesia juga belum terdaftar sebagai anggota PBB.

PON menjadi warisan bangsa yang terus menjadi tradisi hingga kini. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Tak bisa mengirimkan atlet, Indonesia masih bisa datang sebagai peninjau karena undangan dari IOC. Namun keberangkatan delegasi Indonesia yang di dalamnya terdapat Sri Sultan Hamengkubuwono IX terpaksa dibatalkan karena enggan mematuhi aturan yang mengharuskan memakai paspor Belanda.

Gagal mengikuti Olimpiade, PORI pun mengadakan pertemuan dalam tajuk Konferensi Darurat pada Mei 1948. Dari agenda tersebut, muncul usulan penyelenggaraan PON.

Acara pekan olahraga bukan sesuatu yang benar-benar baru karena pada 1938 dan 1942 ada ajang bernama ISI (Ikatan Sport Indonesia) Sportweek.

PON pertama ditetapkan di Solo pada 9-12 September. Alasan pemilihan lokasi tak lepas dari keberadaan fasilitas olahraga yang cukup lengkap di Solo.

Dilaksanakan di masa kemerdekaan, tepatnya di saat revolusi fisik, PON diwarnai kekhawatiran mengenai masalah keamanan. Namun tidak ada insiden berarti hingga akhir pelaksanaan pesta olahraga terbesar pertama di Indonesia yang saat itu diikuti 600 atlet dari 13 daerah.

PON I berakhir dengan Surakarta sebagai juara umum, disusul Yogyakarta, dan Kediri. Surakarta meraih 16 emas, 10 perak, dan 10 perunggu. Pada saat itu tercatat sembilan cabang olahraga yang dipertandingkan, yakni atletik, bola keranjang, bulutangkis, sepak bola, tenis, renang, panahan, bola basket, dan pencak silat.

Jarak pelaksanaan PON, yang semula diusulkan dua tahun sekali, sempat berubah-ubah. Sampai kemudian PON dilaksanakan empat tahun sekali. PON pernah gagal diselenggarakan pada 1965 terkait peristiwa gerakan 30 September 1965. Setelah itu PON rutin digelar empat tahun sekali, kecuali pada 1996 yang hanya berjarak tiga tahun dari penyelenggaraan sebelumnya.

(nva/jun)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK