Pola build up ini membuahkan dua gol untuk Timnas Indonesia. Satu pada babak pertama dan lainnya di babak kedua.
Pertama, gol Ramai Rumakiek pada menit ke-18 yang memanfaatkan umpan matang Miftah Anwar Sani dari sisi kiri. Kontrol bola Ramai matang saat dikawal dua bek lawan, sebelum mengolongi kiper Shin Shin An.
Kedua, gol Evan Dimas yang memanfaatkan assist Kushedya Hari Yudo dari sisi kiri. Sebelum terjadi gol, pemain membangun serangan dari bawah: dari bek ke sayap, lantas ke tengah, ke sayap lagi, penetrasi, umpan satu dua Kushedya dan Irfan Jaya, lalu gol dicetak Evan Dimas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pergantian pemain dilakukan, karakter permainan tak berubah. Masuknya Pratama Arhan, Syahrian Abimanyu, Yabes Roni, dan I Kadek Agung tak meredupkan serangan. Bola bola pendek tetap berjalan.
Formasi 'false nine' pun diterapkan pada 15 menit terakhir pertandingan. Sayang, walau mendominasi pertandingan dan tercipta banyak peluang, tak ada gol tercipta.
Malah Taiwan yang mencetak gol. Pada masa injury time, setelah ada insiden benturan kepala sampai berdarah antara Asnawi dengan pemain Taiwan, Indonesia kecolongan. Konsentrasi di menit akhir menjadi persoalan yang harus dientaskan.
Janji Shin Tae Yong bahwa pemain bisa menjalankan filosofi sepak bola yang diusung terbukti. Hanya dalam tempo sekitar tiga hari, ketika semua pemain berkumpul di Thailand, gaya main tika tika ala Shin berjalan optimal.
Selanjutnya Timnas Indonesia akan menjalani laga leg kedua melawan Taiwan di lokasi yang sama pada Senin (11/10) malam.
Perlu diingat, Indonesia belum benar-benar lolos. Minimal hasil imbang harus diraih untuk memastikan satu tiket ke Kualifikasi Piala Asia 2023.
(jun)