Shesar Hiren Rhustavito untuk kedua kalinya jadi penyelamat Indonesia di Thomas Cup 2021 usai kalahkan wakil Taiwan di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Rabu (13/10).
Dalam laga kelima antara Indonesia lawan Taiwan melawan Chi Yu Jen, Vito menang lewat permainan tiga gim dengan skor 16-21, 21-18, dan 21-19. Hasil ini membuat Indonesia menang 3-2 atas Taiwan.
Hal sama dilakukan pebulutangkis berusia 27 ini saat Indonesia berduel dengan Thailand, Senin (11/10). Vito jadi penentu kemenangan dengan mengalahkan Adulrach Namkul dengan skor 23-21, 10-21, dan 21-8.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vito tak bisa menyembunyikan kegembiraannya bisa menjadi penentu kemenangan tim Thomas Indonesia. Apalagi ini adalah kali pertama Vito membela Merah Putih dalam ajang beregu dwitahunan ini.
"Perasaan saya membantu Indonesia untuk kedua kalinya sebagai penentu dan bisa memenangkan pertandingan penentu ini saya sangat senang bisa menang," kata Vito dalam wawancara usai laga di Youtube BWF.
"Pastinya ada tekanan tersendiri, tapi harus fokus, dan menikmati pertandingan saja."
Peraih medali emas beregu Asia Team Championship 2020 ini menambahkan tertekan pada gim pertama sehingga harus kalah. Beruntung di gim kedua dan ketiga kerja kerasnya membuahkan hasil.
"Gim pertama saya terlalu banyak membuang poin, sehingga lawan berkembang lebih baik. Kemudian di set kedua saya coba berjuang lebih keras lagi waktu poin tertinggal dan akhirnya menang," ucapnya.
"Saya sangat senang dengan hasil pertandingan kali ini," ucap atlet yang memiliki rekor 147 kemenangan dan 82 kekalahan serta menempati peringkat ke-19 dunia ini.
Sementara itu, anda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto mengaku tampil kurang berani saat jumpa pasangan Taiwan Lee Yang/Wang Chi Lin yang gagal dimenangi karena kalah 26-28, 21-16, 14-21.
Rian mengatakan ia sering melakukan kesalahan saat servis. Hal ini yang membuat Fajar/Rian akhirnya kalah pada gim pertama, meski sempat unggul dengan angka 26-25.
"Sayang kami sudah memimpin, tapi karena kesalahan di poin-poin kritis gim pertama, kami jadi kalah," kata Rian seperti rilis dari PBSI.
"Tadi sayang saya melakukan kesalahan di poin penting. Tiga kali servis saya tidak sampai. Padahal di pertandingan penting dan menentukan tidak boleh terjadi. Ini yang harus dievaluasi," ujarnya.
Sementara itu, pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi mengatakan Fajar/Rian dipilih menjadi lawan Lee/Wang karena tiga alasan. Pertama Fajar/Rian unggul rekor pertemuan, tekniknya tak disukai lawan, dan prima.
Rekor pertemuan 3-0 Fajar/Rian tersebut tercipta pada 2019, yaitu di Hong Kong Terbuka, Korea Terbuka, dan Swiss Terbuka. Karenanya kekalahan ini jadi kekalahan pertama keduanya.
"Dari hitung- hitungan semuanya [rapor, teknik, dan kebugaran fisik], Fajar/Rian yang paling siap dan sangat cocok untuk menghadapi Lee/Wang," ucap Herry.
(abd/jal)