Permainan buruk Timnas Indonesia di babak kedua saat melawan Kamboja untungnya tidak berujung pada hasil imbang, apalagi kekalahan untuk Tim Merah Putih.
Pasalnya, jika sampai imbang atau apalagi kalah melawan Kamboja jelas ini sangat merugikan bagi Indonesia dalam bersaing bersama Vietnam dan Malaysia untuk lolos ke semifinal dari Grup B.
Oleh karena itu Timnas Indonesia harus melakukan sejumlah pembenahan. Mulai membenahi pertahanan, kestabilan intensitas permainan dalam 90 menit, penyelesaian akhir, hingga masalah fisik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sektor pertahanan tentu Timnas Indonesia diharapkan bisa tampil lebih tenang dalam memutus serangan lawan.
Para pemain belakang Timnas Indonesia juga harus bisa tampil lebih disiplin dan pintar, khususnya dalam mengantisipasi bola-bola crossing ataupun bola-bola set piece lawan.
Pasalnya, serangan bola-bola crossing dan set piece lawan kerap menjadi momok bagi pertahanan Indonesia. Tak jarang Indonesia kebobolan akibat dari bola-bola mati.
Selain itu para pemain Timnas Indonesia juga harus lebih berhati-hati ketika sedang mengawal atau merebut bola dari lawan.
Jangan sampai pemain Timnas Indonesia melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak perlu yang berujung kartu yang ke depannya bisa merugikan Timnas Indonesia. Dalam hal ini, terkait pemain yang kemungkinan absen karena akumulasi kartu atau hukuman kartu merah.
Satu pemain kunci absen besar kemungkinan akan memberi pengaruh besar pada kekuatan dan kepercayaan diri tim di lapangan.
Masalah kedua yang harus dibenahi Timnas Indonesia adalah kestabilan dan intensitas permainan selama 90 menit. Saat sudah unggul 4-1 atas Kamboja seharusnya Timnas Indonesia bisa tampil lebih tenang dalam menguasai bola layaknya tim yang sudah unggul.
Tetapi ini sebaliknya, Timnas Indonesia justru panik saat pemain Kamboja bangkit dan melancarkan sejumlah tekanan.
Masalah lain yang harus dibenahi Timnas Indonesia adalah penyelesaian akhir. Saat melawan Kamboja, Timnas Indonesia banyak membuang peluang.
Sebenarnya, Indonesia bisa menang lebih dari empat gol, jika sejumlah peluang emas dapat dikonversi menjadi gol. Mungkin masalah mentalitas dan ketenangan dalam melakukan penyelesaian akhir harus lebih diasah oleh Shin Tae Yong.
Masalah terakhir yang harus dibenahi Timnas Indonesia jelang melawan Laos adalah fisik atau stamina.
Pembenahan fisik sejatinya menjadi fokus Shin Tae Yong sejak awal menangani Timnas Indonesia. Tetapi, realitanya justru tidak terlihat fisik Timnas yang kuat pada pertandingan ini.
Asnawi Mangkualam Bahar dan kawan-kawan justru tampak kedodoran setelah memasuki menit ke-60. Masalah menurunnya kualitas permainan karena masalah fisik ini pun diakui oleh Shin Tae Yong.
"Memang kami bisa mencetak empat gol, tapi permainannya tidak seperti apa yang saya mau. Tidak sampai 50 persen dari yang saya mau. Pemain seperti menganggap lawan kami mudah. Ini kesalahan pemain dan saya akan menegur mereka. Ini harus diperbaiki," kata Shin Tae Yong seusai laga.
"Ada beberapa pekerjaan rumah yang mesti kami perbaiki. Untuk pertandingan berikutnya kami akan perbaiki masalah defense. Akan ada beberapa pemain yang bergabung nantinya termasuk Elkan Baggott. Selain itu, faktor sudah lama tidak bermain di pertandingan resmi [juga mempengaruhi]. Kami juga sebelumnya TC di tempat dingin, sekarang main di tempat panas. Jadi pemain kaget soal adaptasi, ini akan jadi fokus perbaikan kami."
(har)