3. Akurasi Tendangan
Mengacu dua laga Piala AFF 2020, akurasi umpan Timnas Indonesia masih mengecewakan. Saat melawan Kamboja akurasi tendangan Indonesia hanya 79,9 persen, sedangkan melawan Laos mencapai 86 persen.
Jika melawan tim lemah seperti Kamboja dan Laos akurasi umpan ini tak berbahaya, lain cerita dengan Vietnam. Kesalahan ini bisa menjadi awal dari kebobolan karena mereka mempraktekkan zona pressing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akurasi tendangan ke arah gawang Timnas Indonesia pun mengecewakan. Dari dua pertandingan sebelumnya angkanya tak lebih dari 35 persen. Banyak peluang tercipta tapi penyelesaian akhir lemah.
4. Bola Mati
Persoalan klasik Timnas Indonesia yang hingga kini belum ditemukan serumnya adalah antisipasi bola mati. Tendangan bebas atau tendangan pojok masih sering menjadi senjata lawan untuk bungkam Indonesia.
Saat melawan Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2022, dua kebobolan tercipta yang diawali sepak pojok dan tendangan bebas. Hingga melawan Kamboja, antisipasi tendangan bebas tetap titik lemah.
Pada saat yang sama pemain-pemain Indonesia belum bisa memanfaatkan situasi bola mati. Akurasi tendangan bebas lemah, sedangkan sepak penjuru kerap gagal dimanfaatkan menjadi peluang berujung gol.
5. Konsentrasi
Dari total 11 pertandingan yang dilakoni Shin bersama Timnas Indonesia, ada 23 kebobolan. Dari jumlah tersebut 16 di antaranya tercipta dalam waktu krusial, yaitu 15 menit awal dan akhir karena konsentrasi lemah.
Gol Laos contohnya, tercipta pada menit ke-41. Pemain bertahan Timnas Indonesia mulai lengah mengawal pergerakan lawan setelah unggul 2-0. Hal sama terjadi saat melawan Kamboja.
Pada saat yang sama Vietnam punya statistik mencetak gol di menit-menit krusial yang baik. Di Piala Dunia 2022 contohnya. Meski tak pernah menang, enam gol mereka tercipta di awal atau akhir laga.