3. Variasi Serangan Minim
Serangan Malaysia juga bisa dibilang terlalu monoton dan tidak banyak variasi serangan yang mampu ditampilkan Tim Harimau Malaya di Piala AFF.
Saat menang atas Kamboja dan Laos, Malaysia lebih mengandalkan kecepatan pemain dari sisi sayap dan umpan-umpan crossing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melawan Kamboja dan Laos, strategi Malaysia tersebut mungkin masih bisa untuk meraih kemenangan. Tetapi, variasi serangan yang minim membuat Malaysia kesulitan saat berupaya melancarkan serangan melawan Vietnam.
4. Organisasi Permainan Kurang Rapi
Organisasi permainan Malaysia juga kurang rapi, baik saat mereka kalah dari Vietnam maupun saat menang atas Kamboja dan Laos.
Meski telah mengoleksi dua kemenangan namun permainan Malaysia masih jauh dari kata sempurna atau mengesankan.
Tim Harimau Malaya masih sering salah umpan, terutama saat menghadapi Kamboja. Transisi dari menyerang ke bertahan Malaysia juga kurang baik, sehingga hal ini bisa dimanfaatkan oleh Indonesia.
5. Skuad Terbatas
Malaysia juga membawa skuad yang terbatas atau pas-pasan untuk tampil di Piala AFF 2020.
Pelatih Malaysia Tan Ceng Hoe hanya membawa 24 pemain dari kuota maksimal 30 pemain yang dapat didaftarkan untuk Piala AFF.
Jelang laga pertama, Malaysia pun diterpa masalah lantaran tiga pemainnya dinyatakan positif Covid-19. Bahkan, ada satu pemain lagi yang menyusul harus menjalani isolasi mandiri.
Namun, tiga pemain tersebut yaitu kiper Khairulazhan Khalid, winger Faisal Halim, dan bek Quentine Cheng telah dinyatakan selesai menjalani karantina dan bisa bermain lawan Indonesia.
Kini, hanya satu pemain yaitu Akhyar Rasyid yang masih menjalani karantina selama 10 hari.
Sayangnya, Malaysia harus kembali kehilangan dua beknya yaitu Aidil Safuan Abd Radzak dan Shahrul Saad karena mengalami cedera hamstring saat melawan Vietnam.
(rhr/rhr/sry)