2. Minimalisasi Pelanggaran
Pelanggaran di daerah pertahanan jadi makanan empuk lawan-lawan Indonesia ketika memburu gol. Tuntutan tampil agresif harus diimbangi dengan kepala dingin.
Melihat faktor wasit yang beberapa kali mengeluarkan keputusan kontroversial di laga semifinal, para pemain patut hati-hati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3. Antisipasi Bola Mati
Pelanggaran di daerah pertahanan bakal berbuntut menghasilkan tendangan bebas. Dua gol Singapura pada leg kedua semifinal patut menjadi bahan evaluasi Timnas Indonesia dalam mengantisipasi bola mati.
Dari tujuh gol yang masuk ke gawang Indonesia, empat di antaranya berasal dari set piece dan tiga dari open play. Dari empat set piece tersebut, tiga dari situasi tendangan bebas dan satu lagi tendangan sudut.
4. Kualitas Operan
Salah satu kelemahan pemain Timnas Indonesia yang mendapat perhatian khusus Shin Tae Yong adalah passing. Melawan kesebelasan seperti Thailand, kualitas operan memegang faktor penting. Terlebih ketika membangun serangan.
![]() |
Jika sedang dalam transisi menyerang kemudian bola direbut skuad Gajah Perang, maka petaka bisa saja terjadi.
Ada beberapa proses gol yang menunjukkan mutu oper-operan yang diperagakan selama ini cukup baik, namun konsistensi dibutuhkan di laga final.
5. Penyelesaian Akhir yang Mematikan
Timnas Indonesia merupakan kesebelasan paling produktif di Piala AFF kali ini, tetapi sebenarnya bisa mencetak gol lebih banyak lagi.
Kemampuan menghasilkan peluang kadang kala tak didukung dengan penyelesaian akhir yang memenuhi harapan. Contoh terakhir adalah ketika menghadapi Singapura, terlepas dari penampilan kiper Hassan Sunny yang cukup bagus.
Menghadapi Thailand, Indonesia wajib memanfaatkan peluang semaksimal mungkin karena benteng pertahanan lawan yang dikoordinir Manuel Bihr dan Kritsada Kaman sepertinya tidak akan memberi banyak celah.
(nva/nva)