ANALISIS

Timnas Indonesia Melawan Inferioritas di Hadapan Thailand

Abdul Susila | CNN Indonesia
Rabu, 29 Des 2021 07:53 WIB
Timnas Indonesia pantang minder lawan Thailand pada laga final guna membuka peluang mencatatkan sejarah baru di Piala AFF.
Indonesia perlu bermain disiplin seperti melawan Vietnam. (ANTARA FOTO/HUMAS PSSI)

Dari enam pertandingan Piala AFF 2020, Timnas Indonesia tampil bak roller coaster. Sejak laga perdana melawan Kamboja (6/12) hingga leg kedua menghadapi Singapura (25/12) permainan Evan Dimas dan kawan-kawan naik turun.

Performa tim asuhan Shin Tae Yong ini tak stabil sepanjang 90 menit. Ketika melawan Kamboja sempat ciamik pada awal laga, tetapi kemudian berantakan. Melawan Laos justru sebaliknya, buruk di awal pertandingan.

Konsistensi permainan baru ditunjukkan saat jumpa Vietnam. Sepanjang 90 menit pemain tampil disiplin dan rapat. Walau tak punya satu tembakan ke arah gawang, sang juara bertahan Vietnam ditahan 0-0.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melawan Malaysia penyakit lama kembali. Sepanjang 30 menit awal pertandingan berjalan tak sesuai harapan. Malaysia menekan, mengembangkan permainan, dan unggul. Beruntung performa pemain kembali setelah 30 menit.

Pada babak semifinal hal sama masih terjadi. Sempat tampil cemerlang pada babak pertama leg kesatu, konsentrasi pemain hilang di 30 menit terakhir. Mentalitas pemain terlihat rapuh di pertandingan ini.

"Para pemain mungkin (kendur) karena kena mental dari para suporter tuan rumah yang tinggi. Apalagi ditambah kebobolan satu gol jadi sempat down dan merasa lelah," ucap Ramai Rumakiek setelah bermain imbang 1-1.

Thailand's Chanathip Songkrasin (L) celebrates with teammates after scoring during the first leg of the AFF Suzuki Cup 2020 football semi-final match between Vietnam and Thailand at the National Stadium in Singapore on December 23, 2021. (Photo by Roslan RAHMAN / AFP)Thailand kuat dalam penguasaan bola dan pertahanan. (AFP/ROSLAN RAHMAN)

Pertandingan leg kedua lebih tragis lagi. Melawan sembilan pemain Singapura setelah dua kartu kuning diberikan ke lawan, permainan Timnas Indonesia malah terkesan kacau, asal, dan buru-buru.

Beruntung pemain Singapura gagal mengeksekusi penalti pada pengujung babak kedua. Kesuksesan Nadeo Argawinata menepis penalti Faris Ramli mengatrol mental pemain. Pada masa injury time permainan naik kembali.

Sebaliknya Thailand tampil konsisten. Sejak laga pertama melawan Timor Leste (5/12) hingga leg kedua semifinal menghadapi Vietnam (26/12), kecenderungannya sama: mendominasi, sabar, dan jarang salah umpan.

Banner Testimoni

Sepanjang Piala AFF edisi ke-13 ini tim asuhan Alexandre 'Mano' Polking tak pernah kalah penguasaan bola. Persentase akurasi umpan Chanathip Songkrasin dan kawan-kawan stabil di atas 80, kecuali saat lawan Vietnam.

Hal ini membuat Thailand hanya kebobolan satu kali sepanjang Piala AFF 2020. Satu-satunya tim yang bisa membobol gawang The Elephant Warriors adalah Filipina, yakni lewat skema tendangan bebas.

Pada saat yang sama gawang Timnas Indonesia tujuh kali kebobolan. Dari lima tim yang dihadapi Indonesia, hanya Vietnam yang tak bisa membobol. Sepak bola negatif atau parkir bus yang menyelamatkan gawang Indonesia.

Satu hal yang menonjol dari permainan parkir bus itu: disiplin. Karenanya kedisiplinan permainan saat melawan Thailand bisa menjadi kunci. Imperioritas atas Thailand kiranya luruh dengan disiplin ini.



(sry/sry)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER