Petenis putra nomor 1 dunia Novak Djokovic memenangi banding melawan deportasi dari Australia, Senin (10/1). Keputusan ini membuat Djokovic berpeluang tampil di Australia Open 2022 yang akan dimulai 17 Januari mendatang.
Dikutip dari Reuters, Hakim Anthony Kelly memerintahkan agar Djokovic dibebaskan dalam waktu 30 menit. Selain itu paspor serta dokumen perjalanan petenis asal Serbia itu dikembalikan.
Sebelumnya Djokovic menjadi tahanan imigrasi Pemerintah Australia sejak Kamis (6/1) setelah visanya dicabut. Hakim Kelly menyatakan keputusan Pemerintah Australia mencabut visa Djokovic untuk memasuki negara tersebut adalah 'tidak masuk akal'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djokovic sebelumnya ditahan pihak imigrasi Australia di bandara Melbourne. Petenis 34 tahun itu dianggap tidak memenuhi aturan persyaratan pengecualian untuk bisa masuk Australia.
Syarat utama bagi orang non-Australia untuk bisa masuk Australia adalah wajib sudah divaksinasi Covid-19 secara penuh. Djokovic disebut tidak bisa memberi bukti valid bahwa dia secara medis tidak bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Djokovic kemudian melakukan banding agar tidak dideportasi dari Australia. Kuasa hukum Djokovic mengklaim sang petenis seharusnya diizinkan masuk Australia karena baru terinfeksi Covid pada 16 Desember 2021. Atas dasar ini Djokovic dianggap berhak masuk negara terebut atas pengecualian medis sesuai dengan aturan dan panduan pemerintah Australia.
Pengacara mengajukan surat pengadilan yang menunjukkan Djokovic dinyatakan positif Covid-19 bulan lalu dan kini sudah pulih. Selain itu Djokovic disebut kuasa hukum sudah mendapat izin dari Tennis Australia, selaku panpel Australia Open 2022, untuk mengikuti turnamen lewat pengecualian medis dari vaksinasi Covid-19 dengan alasan baru dari Covid.
Hingga kini belum ditentukan apakah Djokovic akan segera meninggalkan Australia atau tetap berusaha mempertahankan gelar di Australia Open 2022 setelah memenangi banding di pengadilan.
(har)