Ozil, Mimpi Rans Cilegon, dan Ketimpangan Liga Indonesia
Pemilik saham mayoritas Rans Cilegon FC Raffi Ahmad mengklaim sudah menjalin komunikasi dengan mantan bintang timnas Jerman Mesut Ozil.
Pemain yang sedang membela klub Turki Fenerbahce tersebut diklaim tertarik menjajal kompetisi Liga Indonesia. Terlepas kebenaran klaim tersebut, kedatangan Ozil akan kembali menghidupkan industri sepak bola dalam negeri.
"Mesut Ozil tertarik untuk bergabung di Liga 1 musim depan. Saya telah berkomunikasi dengannya melalui WhatsApp. Saya bisa katakan kami telah menjalin kesepakatan," kata Raffi di kanal Youtube miliknya, Senin (10/1).
Hanya saja pemain 33 tahun itu masih terikat kontrak dengan Fenerbahce hingga 2024. Mengacu Transfermarkt, mantan pemain Arsenal itu punya nilai pasar 3,7 juta euro atau setara dengan Rp59,9 miliar.
Ini bukan harga yang kecil. Jika Rans benar menebus kontrak Ozil, ini akan menjadi rekor baru transfer pemain di Liga Indonesia. Belum ada pemain yang dibanderol di atas Rp15 miliar.
Namun perihal uang kiranya bukan kendala utama. Bagi Raffi yang tajir melintir itu bukan perkara sulit. Asal ada pertimbangan untung dan rugi yang realistis, bukan tak mungkin Ozil didatangkan.
Masalahnya Rans adalah klub kemarin sore. Tim berlambang burung phoenix ini baru lahir pada 31 Maret 2021. Setelah mengakuisisi saham Cilegon United, Raffi mengganti nama dan logo klub menjadi Rans.
Saat ini Rans belum punya infrastruktur sepak bola, seperti kebanyakan klub sepak bola Indonesia. Jangankan stadion sendiri, lapangan latihan sendiri pun belum punya. Ini bisa menjadi preseden buruk.
Mendatangkan pemain bintang sekelas Ozil, yang terbiasa main dan berlatih di infrastruktur sepak bola kualitas nomor satu, bisa kaget melihat infrastruktur Indonesia. Apalagi Ozil belum berada di pengujung karier.
Namun dapat dimengerti mimpi Rans untuk mendatangkan Ozil. Kehadiran pemain yang menjuarai Piala Dunia 2014 itu akan menghasilkan pundi-pundi. Bagi klub baru seperti Rans ini semacam investasi.
Sebagai selebritis, Raffi sejak awal ingin menjadikan sepak bola, utamanya Rans, sebagai ladang bisnis dan hiburan. Karenanya jalur konvensional tak bisa ditempuh. Rans bermimpi jadi motor entertainment sepak bola Indonesia.
Baca lanjutan analisis di halaman kedua >>>