Jakarta, CNN Indonesia --
PSIS Semarang punya motto, 'yoh iso yoh' yang kira-kira bermakna 'ayo bisa'. Kalimat ini akan mengiringi Pratama Arhan Alif Rifai memulai petualangan di Jepang.
Final Elite Pro Academy (EPA) U-18 2019 jadi momentum Arhan. Meski akhirnya kalah dari Bhayangkara FC U-18, namanya masuk daftar nama yang dipanggil Shin Tae Yong untuk Timnas Indonesia U-19 pada 2020.
Lima hari berlatih di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, nama anak Blora ini masuk daftar 28 pemain yang diboyong dalam pemusatan latihan di Chiang Mai, Thailand. Saat itu namanya belum jadi perhatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepulang dari Thailand, nama Arhan kembali masuk daftar pemain yang dipersiapkan untuk pemusatan latihan di Kroasia. Dan, benar saja, Arhan masuk daftar pemain yang dibawa Shin ke Eropa Timur.
Selama pemusatan di negara berbentuk bulan sabit inilah nama Arhan menyita perhatian. Selain karena jadi pilihan utama Shin di pos pertahanan kiri, lemparannya anomali, jauh bak tendangan bebas.
Ada dua gol yang tercipta dari lemparan ke dalam Arhan selama di Kroasia. Pemain 20 tahun ini pun tak canggung saat bermain sebagai bek kanan atau dimainkan agak ke depan sebagai winger.
Hal ini membuat Shin jatuh hati. Bahkan, ada istilah anak emas Shin selama menangani Timnas Indonesia, yaitu Asnawi Mangkualam Bahar dan Arhan. Ini menegaskan kualitas pemain berkaki kidal tersebut.
Nama pemain yang mengawali karier bersama sekolah sepak bola Putra Mustika dan Terang Bangsa ini meroket saat membela tim Garuda di Piala AFF 2020. Arhan dinobatkan sebagai pemain muda terbaik.
Seusai itu rumor menjamur. Ia dikait-kaitkan ke klub Korea hingga Italia. Saat isu mereda dan Arhan fokus tampil bersama PSIS, klub jepang Tokyo Verdy secara resmi mengumumkan perekrutannya.
 Pratama Arhan bersinar bersama PSIS Semarang. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha) |
Efek Arhan pun langsung terasa. Pemain yang memiliki pengikut Instagram sebanyak 2,9 juta ini meroketkan pengikut media sosial Verdy. Akun Instagram mereka kini diikuti 286 ribu akun dari awalnya di kisaran 30 ribu.
Akankah Arhan memberi efek signifikan secara teknis ke penampilan tim seperti dilakukan Egy Maulana Vikri di FK Senica dan Asnawi bersama Ansan Greeners? Satu musim ini akan menjawab hal tersebut.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Pratama Arhan bukan pemain Indonesia pertama yang berkarier di Jepang. Pada era 80, tepatnya 1988, Ricky Yakobi membuka jalan dengan membela Matsushita yang kini bertransformasi menjadi Gamba Osaka.
Menurut sejumlah catatan, almarhum Ricky tak tampil garang di Negeri Samurai tersebut karena tak tahan dingin. Ada pula kendala rindu keluarga yang turut memengaruhi performanya.
Selepas Ricky, belum ada lagi pemain Indonesia yang mencoba peruntungan di Jepang. Sejatinya ada Stefano Lilipaly dan Irfan Bachdim, juga Ryu Nugraha, tetapi esensinya berbeda dengan Ricky.
Lilipaly lahir dan besar di Belanda sebelum memilih menjadi warga negara Indonesia. Bachdim juga lahir dan besar di Belanda. Adapun Ryu yang kini membela klub J3, AC Nagano Parceiro, lahir di Jepang.
Karenanya Arhan diprediksi akan bernasib seperti Ricky. Kariernya di Jepang tak akan panjang dan performanya biasa saja. Namun analisis skeptis yang terlalu dini ini sepertinya bisa dipatahkan.
Pertama, Arhan terbukti tampil moncer saat bermain di suhu dingin Kroasia. Timnas U-19 berlatih di Kroasia pada bulan September. Saat itu suhu udara di Kroasia cukup dingin, meski bukan puncaknya.
Kedua, anak generasi Z (lahir 1995 hingga 2012) diidentifikasi menyukai bekerja di lingkungan yang memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh, lebih kreatif, dan penuh tantangan.
Ketiga, Egy, Witan, dan Asnawi, sebagai sesama generasi Z telah membuktikan bisa bertahan di negeri seberang meski cuaca, suhu udara, budaya, dan karakternya berbeda. Dingin bukan halangan.
 Sejumlah pemain muda Indonesia menimba ilmu di luar negeri. (AP Photo/Suhaimi Abdullah) |
Tiga alasan ini kiranya membantah sikap skeptisisme bahwa Arhan tak tahan rindu dan dingin. Bisa jadi ini analisis yang terlalu dini pula, tetapi tekad Arhan bisa menjadi tonggak perlawanan.
Musim lalu Verdy menempati peringkat ke-12 dari dari tim J2 League. Musim ini klub yang telah berusia 53 tahun ini ingin kembali ke kasta tertinggi, J1 League, dengan Arhan sebagai ikhtiarnya.
J2 akan bergulir mulai 19 Februari. Adapun Arhan rencananya akan berangkat pada 25 Februari. Diperkirakan, Arhan akan debut pada pekan ketiga, saat Verdy melawan Tokushima Vortis pada 6 Maret.
Akankah debut Arhan dan ambisi promosi Verdy itu menjadi kenyataan? Kalau itu ditanya ke masyarakat Semarang, jawaban tak lain tak tak bukan, 'yoh iso yoh'. Ayo bisa, Pratama Arhan!
[Gambas:Video CNN]