Komite Olimpiade Rusia (ROC) menganggap beragam sanksi yang dijatuhkan usai invasi ke Ukraina adalah bentuk diskriminasi etnis.
ROC menilai langkah-langkah yang diambil Komite Olimpiade Internasional (IOC) beserta puluhan federasi olahraga internasional yang lain sudah melewati batas dan melanggar keadilan.
Lantaran hal tersebut, ROC pun enggan melakukan pertemuan dengan IOC yang terkait pembahasan rekomendasi keikutsertaan atlet Rusia di kompetisi internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menganggap rekomendasi ini sebagai diskriminasi etnis. Dalam hal ini kepada atlet Rusia dan Belarus," tulis pernyataan ROC dikutip dari RT.
ROC menganggap penangguhan atlet dari Rusia dan Belaurus adalah langkah yang dipengaruhi kekuatan politik.
"Jelas bagi kami bahwa semua keputusan dibuat di bawah tekanan kuat dari kekuatan luar yang jauh dari pemahaman prinsip integritas gerakan Olimpiade dan non-intervensi politik dalam olahraga."
"Sekarang ada penjadwalan konsultasi, tetapi dilakukan setelah keputusan dibuat dan dieksekusi. Jadi opini atlet, opini kami, sudah tidak penting lagi," jelas pernyataan tersebut.
ROC juga menyayangkan keputusan tersebut membuat atlet-atlet di negara itu jadi serba salah hanya karena terlahir sebagai warga negara Rusia. ROC pun meminta agar para atlet dari negara lain tidak ikut menyerukan larangan tampil kepada atlet Rusia.
"Dalam situasi ini, Komisi Atlet ROC meminta otoritas olahraga internasional untuk menahan diri dari politisasi olahraga dan keputusan diskriminatif terkait dengan atlet Rusia dan untuk memastikan hak yang sama bagi semua atlet untuk berpartisipasi dalam kompetisi," sebut ROC lagi.
Setidaknya ada 27 federasi olahraga dunia yang telah menjatuhkan beragam sanksi kepada Rusia. Belasan diantaranya menjatuhkan hukuman larangan tampil bagi atlet, klub, dan timnas negara tersebut.
(nva/nva)