Beda Sikap Arsenal soal Ukraina dan Muslim Uighur

CNN Indonesia
Senin, 07 Mar 2022 14:28 WIB
Arsenal menunjukkan sikap yang berbeda untuk Ukraina dan Muslim Uighur. (REUTERS/JASON CAIRNDUFF)
Jakarta, CNN Indonesia --

Arsenal menunjukkan sikap yang berbeda terkait Ukraina yang mendapat invasi dari Rusia dengan Muslim Uighur di Xinjiang yang menghadapi penyiksaan dari Pemerintah China.

Pada pertengahan Desember 2019, dunia sepak bola ramai dengan reaksi gelandang Mesut Ozil yang masih berkostum Arsenal yang membela Muslim Uighur.

Dalam unggahan di media sosial miliknya, Ozil menyebut warga Uighur melawan perintah pindah dari Islam secara paksa. Mantan pemain Real Madrid itu juga menyebut Al Quran dibakar dan masjid-masjid ditutup.

Selain itu, Ozil juga mencuitkan banyak ulama di Uighur yang dibunuh. Pemain berdarah Turki tersebut juga mengkritisi media yang terkesan bungkam dengan penderitaan Muslim Uighur oleh Pemerintah China.

Terkait reaksi Ozil itu, Arsenal memilih bersikap 'bertahan'. The Gunners menyatakan tidak ingin masuk ke politik dan menilai sikap Ozil adalah bersifat pribadi.

"Mengenai komentar yang dibuat oleh Mesut Ozil di media sosial, Arsenal harus membuat pernyataan yang jelas. Konten yang diterbitkan adalah pendapat pribadi Mesut Ozil. Sebagai klub sepak bola, Arsenal selalu berpegang pada prinsip tidak melibatkan dirinya dalam politik," ucap Arsenal.

Akan tetapi, Arsenal kini berubah sikap saat menanggapi masalah Ukraina yang terus mendapat serangan dari Rusia dalam dua pekan terakhir.

Baru-baru ini, klub asal London itu mengunggah ban lengan dengan motif bendera Ukraina, biru kuning, yang diletakkan di atas jersey Arsenal.

"Sepak bola berdiri bersama," tulis Arsenal dalam keterangan unggahannya itu.

Unggahan Arsenal itu mendapat kritik dari jurnalis AP, Rob Harris yang mengaitkan dengan sikap Mesut Ozil pada Desember 2019.

"Arsenal ketika tidak berdiri dengan Ozil tentang Uighur pada tahun 2019: 'Sebagai klub sepak bola, Arsenal selalu berpegang pada prinsip untuk tidak melibatkan diri dalam politik'," kata Harris.



(sry/ptr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK