Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah mengatakan penonton yang telantar usai MotoGP Mandalika sebetulnya pernah terjadi ketika MotoGP digelar di Sirkuit Sentul pada 1996 dan 1997 silam.
Bahkan, menurutnya, kejadian di Grand Prix di Sentul itu lebih parah dari yang terjadi di MotoGP Mandalika, Minggu (20/3).
"Saya sendiri pernah jadi saksi sejarah ketika di Sentul dan itu lebih parah dari kemarin. Bukan bermaksud apologi, tapi kita tidak menyangka kendaraan pribadi sebanyak itu. Jadi kalau ada antusiasme di hari ketiga, apalagi yang kita saksikan di TV sebanyak itu, sehingga wajar membeludak seperti itu," ucap Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB dikutip dari Antara, Senin (21/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya penonton MotoGP Mandalika 2022 telantar hingga Minggu (20/3) tengah malam. Mereka tidak bisa pulang karena tidak ada bus yang datang menjemput.
Terkait kejadian ini, Zul menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh penonton MotoGP Mandalika menyusul ketiadaan bus antar jemput sehingga menyebabkan banyak penonton menjadi telantar hingga Minggu (20/3) tengah malam.
"Kami meminta maaf kalau tidak sepenuhnya sempurna sesuai yang kami rencanakan," kata Zul.
Namun, Zul memaklumi apa yang menjadi keluhan para penonton, usai digelarnya MotoGP Mandalika. Meski demikian, Zul menilai panitia sudah bekerja maksimal dalam mengatur alur bus untuk mengantar dan menjemput penonton MotoGP Mandalika.
"Namanya juga ajang pertama, walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin pasti ada ketidaksempurnaan," ujar Zul.
"Yang jelas ini akan menjadi catatan kami, bus yang melayani tidak boleh tua. Ini akan kami cek kedepannya. Kami juga tidak bisa mengomeli petugas yang sudah bekerja maksimal. Tetapi mudah-mudahan ini jadi feedback yang baik untuk ajang selanjutnya, seperti WSBK di November 2022 dan ini menjadi catatan cukup baik, apalagi kontrak ini 10 tahun pasti setiap tahun ada peningkatan," kata Zul menambahkan.