TESTIMONI

Doni Tata: Pujian Rossi dan Impian Wild Card Mandalika

Doni Tata Pradita & Doni Tata Pradita | CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 19:25 WIB
Balapan di Moto2 dan dipuji Valentino Rossi menjadi kenangan terindah dalam karier Doni Tata Pradita di dunia balap motor.
Pembalap Indonesia Doni Tata Pradita ngebet ingin balap di MotoGP Mandalika. (Arsip Doni Tata)
Jakarta, CNN Indonesia --

Balapan di Moto2 2013 bersama tim Gresini menjadi kenangan terindah sepanjang karier saya di dunia balap motor.

Waktu itu homebase tim saya di Misano dan dekat banget dengan homebase Valentino Rossi. Jadi saya bersyukur sekali karena hampir setiap weekend bisa latihan bareng Rossi. Itu rasanya seperti mimpi bisa latihan bareng legenda MotoGP.

Tidak semua pembalap bisa latihan di Motor Ranch VR46. Hanya orang-orang terdekat atau undangan saja yang bisa latihan di situ. Jadi waktu itu saya bersama pembalap Moto2 Ratthapark Wilairot dan dua pembalap Moto3: Lorenzo Baldasari dan Niccolo Antonelli latihan bareng Rossi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu itu juga sempat dibuatkan semi race oleh Rossi. Saya sempat masuk lima besar dan dipuji oleh Rossi. Dia bilang: "Pradita, di motocross kamu kencang banget. Lebih kencang dari di Moto2," kata Rossi begitu. Wah senang banget dapat pujian dari Rossi.

Rossi sendiri waktu itu finis di posisi pertama, kemudian disusul pembalap dari tim lain yang juga ikut latihan bareng. Sementara rekan-rekan saya dari tim Gresini semuanya di belakang saya. Waktu itu semi race di markas Rossi diikuti 13 pembalap.

Di Italia saya juga sempat latihan bareng Marco Melandri. Biasanya kami main sepeda bareng untuk jaga kondisi dan stamina.

Terus saya juga pernah latihan bareng Sete Gibernau sewaktu habis tampil di Moto2 Catalunya, Barcelona. Saya latihan di rumah Gibernau karena kebetulan dia tinggal di Spanyol dan mantan pembalap tim Gresini. Di rumah Gibernau, kami berlatih pakai gokart, mini MotoGP, dan main sepak bola bareng.

Pembalap nasional Doni Tata Pradita.Pembalap nasional Doni Tata Pradita saat latihan bersama Sete Gibernau. (Arsip Doni Tata)

Selain momen menyenangkan, saya juga punya kenangan buruk waktu balap kejuaraan dunia 250cc 2008 di Le Mans. Saat itu saya jatuh pada tikungan pertama di lap terakhir dengan kecepatan hampir 200 km/jam usai duel dengan pembalap Spanyol. Tapi, alhamdulillah tidak sampai kenapa-napa.

Jadi ada salah satu pembalap Spanyol yang selalu jadi rival saya di 250cc itu. Saya selalu menang di tikungan, sementara dia menang di trek lurus.

Waktu mau masuk ke trek lurus di Le Mans kami senggolan di tikungan pertama. Karena motor dia lebih kencang, saya berusaha untuk sedikit manuver namun goyang dan jatuh. Sayang banget jatuh dengan kecepatan tinggi di lap terakhir.

Banner Testimoni

Tidak mudah bersaing di Grand Prix. Selain susah untuk mendapatkan poin, dibutuhkan mental kuat dan sponsor yang besar.

Bayangkan saja waktu tampil di 250cc 2008 itu teknologi motor saya sudah ketinggalan zaman. Waktu itu saya pakai motor produksi tahun 1997 atau 2003 saya lupa, untuk balapan di 2008. Karena sudah stop produksi jadi mesinnya harus kami kembangkan sendiri. Meskipun saya harus terima kenyataan karena rata-rata kecepatan motor saya ketinggalan 25 km/jam dari pembalap lain.

Jadi siasat saya hanya memenangkan kecepatan di tikungan. Sebab dengan motor yang lebih lambat lebih enak di tikungan ketimbang mereka dengan power besar.

Selain itu saya juga memanfaatkan keuntungan saat balapan hujan. Jadi hujan itu pembalap luar negeri biasa tampil dengan penuh perhitungan dan cenderung lebih hati-hati.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Kisah Doni Tata Mulai Karier dari Kelas 3 SD

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER