Muhammad Shohibul Fikri bersama Bagas Maulana berhasil juara All England 2022. Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Fikri.
Fikri/Bagas membuat kejutan besar dengan memenangkan All England 2022. Dalam perjalanan menuju tangga juara, Fikri/Bagas mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi yang merupakan unggulan ketiga dan juara dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon [unggulan pertama], dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan [unggulan kedua].
Bagaimana cerita Fikri soal sukses di All England dan tentang kariernya, berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Fikri:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang kamu pikirkan ketika dipastikan berangkat ke All England?
Sebelumnya kami ada di peringkat ke-28 dan kemungkinan bisa masuk drawing cuma memang situasi kan belum pasti, misal ada kendala soal Covid-19. Akhirnya di hari H kami bisa berangkat dan sampai di Inggris, dites dengan hasil negatif Covid-19 hingga akhirnya kami bisa fokus untuk bermain mengikuti turnamen.
Kamu berpikir soal juara All England sebelum berangkat?
Target awal kami berdua masuk delapan besar karena itu bagi kami sudah pencapaian bagus. Soalnya dari drawing, kami pernah kalah lawan Pramudya/Yeremia.
Lalu di babak kedua [Ong Yew Sin/Teo Ee Yi] juga punya peringkat jauh di atas kami. Maka target delapan besar sudah cukup bagus bagi kami.
Ternyata kami bisa menjalani laga dengan baik dan masuk delapan besar untuk bertemu juara dunia [Takuro Hoki/Yugo Kobayashi] di babak perempat final.
Saat lawan Hoki/Kobayashi, kalian tertinggal 17-20 di gim penentuan. Bagaimana situasi saat itu?
Mungkin saat itu saya berpikir,'Ya sudah sampai delapan besar, sudah kalah, tetapi saya mau berusaha dulu cari poin siapa tau ada keberuntungan'.
Akhirnya kami berjuang terus sampai bisa 20-20 dan makin percaya diri.
Saat poin 20-20 kami sempat selebrasi seperti sudah memenangkan pertandingan. Apa kamu sempat lupa kalau pertandingan belum berakhir?
Tentu sebenarnya tahu kalau laga saat itu belum usai. Cuma karena dari kondisi tertinggal 17-20 lalu terus bisa imbang kan rasanya kayak mau menang.
Setelah sukses masuk semifinal All England, kamu sudah mulai berani berpikir juara?
Saya belum berpikir soal juara. Bisa masuk delapan besar saja tidak menyangka apalagi bisa masuk semifinal. Kami berusaha lebih rileks kayak sedang latihan dan jangan dibawa beban. Kami berpikir bahwa masuk semifinal sudah bagus.
Apa kalian jadi percaya diri karena sudah pernah menang lawan Kevin/Marcus?
Tidak pengaruh soal rekor itu. Kami percaya diri tetapi tidak terlalu yakin menang juga jadi kami pilih menjalani prosesnya biar tak jadi beban.
Saya tegang tetapi tidak terlalu tegang sekali karena mereka lebih senior. Ibaratnya, kami kalah tidak apa-apa dan kalau menang ya bonus, jadi sikap kami nothing to lose.
Mungkin senior yang ada beban karena lawan junior.
![]() |
Kamu berani beradu permainan dengan Kevin di depan net. Apa rahasianya?
Lawan siapapun memang harus berani. Kevin pemain depan kalau kami semuanya di belakang ya permainan selesai. Lawan siapapun, ibaratnya nekat saja dan terus mencoba.
Apa perasaan kamu setelah memastikan diri lolos ke final?
Saya tak bisa berkata-kata, luar biasa sekali, masuk final di All England. Turnamen ini kejuaraan besar. Kami pertama kali ikut dan bisa masuk final tentu saja sama sekali tidak menyangka.
Bagaimana situasi malam jelang final All England?
Saya tak bisa tidur karena diliputi perasaan senang dan tak menyangka bisa masuk final. Saya juga kepikiran kalau juara bisa selfie dengan penonton, terus naik podium bawa piala [berbentuk] piring cantik itu kan.
Saya tidur agak malam, istirahat agak kurang karena susah tidur. Saya sering terbangun lagi pas sudah tertidur.
Pagi jelang final sarapan dengan Ahsan dan Hendra?
Kami sarapan bareng, jalan menuju arena pertandingan juga bareng. Tetapi Mas Ahsan dan Koh Hendra sempat naik bus, sedangkan saya jalan kaki sama Bagas sekalian pemanasan.
Setelah itu kami juga pemanasan bersama.
![]() |
Ahsan sudah terlihat terganggu cedera dari babak perempat final. Bagaimana kamu melihat itu?
Saat pemanasan, saya ngobrol sama Bagas, ada Mas Ahsan dan Koh Hendra juga di sana. Saya bilang ke Bagas,'Anggap saja Mas Ahsan gak cedera nih, kalau dianggap cedera nanti tiba-tiba main bagus lagi'.
Mas Ahsan juga sempat bergurau bilang,'Jangan kasih colongan servis, kaki gua lagi sakit nih'.
Seberapa tegang menghadapi final All England?
Dari pemanasan saja sudah tegang, pas mau masuk lapangan, saya sakit perut. Saat memasuki lapangan, saya lihat penonton banyak dan makin tegang.
Saat masuk lapangan, saya coba teriak-teriak untuk menghilangkan ketegangan. Awal-awal permainan masih tegang, pas sudah dapat empat poin mulai bisa mengatasi hal itu.
Usai menang di gim pertama, hal apa yang kalian pikirkan?
Saya tidak boleh lengah, jaga fokus dan jangan sampai kehilangan momen sampai akhir gim.
Pas akhirnya kami menang, rasanya merinding, sedih, dan bangga sekali. Saya sampai sujud syukur.
Babah Ahsan dan Koh Hendra sudah menunggu di depan net, saya masih sujud. Saya peluk Babah langsung dan sedih juga rasanya.
Apa yang dibilang Ahsan dan Hendra saat itu?
Mereka bilang,'Selamat, hebat bisa sampai ke sini [juara All England], tetapi jangan cepat puas karena ini masih langkah awal. Perjalanan masih panjang dan harus tetap fokus, tetap rendah hati, jangan sombong, dan harus konsisten untuk ke depannya'.
Setelah juara All England bisa tidur nyenyak?
Tidur saya belum pulas juga karena masih tidak menyangka.
Bagaimana kamu melihat status sebagai juara All England?
Tentunya saya bangga sekali karena ini menunjukkan kemampuan kami bisa bersaing dan bisa menyusul ganda-ganda lain. Ini semacam pembuktian diri bagi kami.
Baca lanjutan berita di halaman berikut >>>