Pemain Wanita Klaim Jadi Korban Pelecehan Seksual di Barcelona
Pemain Barcelona Femini, Giovana Queiroz Costa, mengklaim telah mendapatkan pelecehan seksual dan perilaku tidak mengenakan selama bergabung dengan tim Catalunya putri.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Barcelona Joan Laporta.
Dalam pengakuannya, Gio Queiroz, pernah mendapat perlakuan kasar dan pelecehan seksual dalam tim putri Barcelona. Hal itu ia alami sebelum ia dipinjamkan ke Levante pada musim 2021/2022.
"Presiden yang terhormat [Joan Laporta]. Tidak mudah mencapai titik ini. Selama berbulan-bulan saya merasakan kesedihan dan penderitaan. Terlepas dari semua yang telah saya lalui, hari ini saya dapat mengecam perilaku kasar yang saya alami di tim wanita Barcelona," tulis Gio Queiroz dalam surat terbuka tersebut dikutip dari Marca.
"Budaya pelecehan dan kekerasan laki-laki terhadap perempuan tidak dapat diterima atau ditolerir. Sebagian besar agresor menggunakan kekuatan mereka di dalam perusahaan untuk menundukkan korban mereka, termasuk yang paling rentan, seperti gadis di bawah umur," kata Gio Queiroz.
Queiroz juga mengaku saat masih berusia 17, ia pernah dilarang untuk memperkuat timnas Brasil U-17.
"Saya menerima indikasi bahwa bermain dengan tim nasional Brasil tidak akan menjadi hal terbaik untuk masa depan saya di klub. Mekanisme tekanan lainnya mulai terjadi. Mereka melecehkan saya dengan cara yang kasar, sehingga saya dipaksa menyerah mewakili tim nasional Brasil. Metode sewenang-wenang digunakan dengan tujuan yang jelas untuk merusak kehidupan profesional saya di dalam klub," ucap pemain yang kini berusia 18 itu.
Tak cuma itu, Queiroz juga mengaku sempat dikurung setelah diketahui melakukan kontak dengan penyintas Covid-19.
"Mereka mengurung saya secara ilegal dan saya tidak bisa meninggalkan rumah. Saya tidak bisa berlatih atau melakukan rutinitas normal. Saya sangat terpukul. Saya kemudian dituduh melakukan indisipliner yang serius dan akibatnya saya akan dikeluarkan dari tim dan menderita konsekuensi serius. Saya benar-benar terkejut," ucap Queiroz.
"Seiring berjalannya waktu, pelecehan dan kekerasan psikologis menjadi lebih intens dan destruktif. Perempuan itu layak dihormati dan bermartabat," kata Queiroz menambahkan.