Kenapa Liga 1 Tak Bisa Terapkan Bursa Transfer Modern?

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 10:24 WIB
Dari musim ke musim, ada tiga gaya bursa transfer pemain Liga 1 yang tak pernah berubah sehingga terkesan tak mengikuti sepak bola modern.
Rachmat Irianto tinggalkan Persebaya Surabaya dan gabung Persib Bandung. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dari musim ke musim, ada tiga gaya bursa transfer pemain Liga 1 dan kasta di bawahnya tak pernah berubah sehingga terkesan tak mengikuti sepak bola modern.

Ketiga gaya kolot bursa transfer tersebut adalah kontrak berdurasi semusim, pemain dulu baru pelatih, dan jor-joran beli pemain ketimbang aset. Hal ini pula yang disinyalir jadi alasan sepak bola Indonesia tak berkembang.

Sejatinya kecenderungan kontrak jangka panjang sudah tak tabu. Makin banyak klub yang berani mengontrak pemain dengan durasi panjang, tetapi dominan pemain muda. Untuk pemain berpengalaman jarang diberlakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalaupun kontrak panjang diterapkan, jarang ada pemain yang dilepas klub saat statusnya masih terikat. Umumnya pemain akan pergi dari klub saat kontraknya kedaluwarsa atau dilepas klub karena alasan tak sesuai ekspektasi.

Contoh kasus klub melepas pemainnya dengan status transfer di Indonesia, bisa dihitung jari. Dari jumlah minim itu di antaranya adalah Borneo FC melepas Nadeo Argawinata ke Bali United atau Hambali dari Persela ke Persebaya.

Pengamat sepak bola nasional, Yusuf Kurniawan mengatakan gaya kolot bursa transfer langgeng di Indonesia karena tidak ada jaminan industri. Dalam artian, segala hal mengenai kompetisi serba tak pasti.

Banner live streaming MotoGP 2022

"Harapan adanya kontrak jangka panjang itu sulit terjadi karena industrinya tidak pasti. Industri kita tidak mendukung itu. Maksudnya, regulasinya, tata pelaksanaannya, izin dari pemerintah, berubah terus," kata Yusuf.

"Jadi banyak hal-hal non teknis yang membuat klub tidak berani membuat kontrak panjang. Jadi akhirnya pragmatis saja. Ditambah lagi tuntutan suporter prestasi, prestasi, dan prestasi. Kalau prestasi kan instan," ucapnya.

Baca di halaman selanjutnya>>>

Sponsor Minim Jadi Kendala Utama

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER