Jakarta, CNN Indonesia --
Erik Ten Hag untungnya tidak berpikir dua kali ketika memutuskan menjadi pelatih Manchester United setelah menyaksikan penampilan yang kacau balau saat mereka kalah 0-4 dari Liverpool di Liga Inggris, Rabu (20/4) dini hari WIB.
Kini pelatih asal Belanda itu telah resmi sebagai pelatih baru Man Utd setelah menyepakati kontrak tiga tahun.
Namun pelatih berusia 52 itu akan memiliki pekerjaan besar di pundaknya. Dia diwarisi untuk menangani klub dengan kinerja dan performa yang tidak stabil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi MU saat ini apakah fans Man Utd pantas untuk meragukan Erik Ten Hag? Atau apakah Ten Hag yang harus ragu dalam menangani Man Utd?
Harus diakui sangat menyedihkan melihat kondisi klub sebesar Man Utd yang terus menerus kesulitan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Tetapi apapun kondisinya kedatangan Ten Hag tetap harus disambut suka cita, meski sebaliknya belas kasihan terhadap Ten Hag karena tugas berat yang harus dihadapinya.
 Erik ten Hag jadi pelatih baru Manchester United. (REUTERS/Wolfgang Rattay/File Photo) |
Memang sangat menarik untuk melihat perubahan yang akan dibawa Erik Ten Hag ke Man Utd, terutama dalam mendatangkan para pemain baru.
Proyek untuk membangun kembali tim dengan mental pemenang akan dimulai oleh Ten Hag pada musim panas mendatang. Karena itu perombakan skuad secara massal sangat penting dilakukan oleh Ten Hag.
Prioritas pertamanya mungkin akan mengarah pada sektor pertahanan yang sejauh ini sudah mengalami kebocoran sebanyak 48 gol dari 33 pertandingan Liga Inggris.
Ini adalah catatan kebobolan terburuk MU dalam 43 tahun terakhir dan berpotensi semakin memburuk seiring Liga Inggris yang masih menyisakan lima laga lagi. Kini jumlah kebobolan MU hanya tiga angka lebih baik dari Burnley yang terancam degradasi musim ini.
Karena itu butuh perombakan besar di sektor pertahanan seperti melepas bek Harry Maguire, Diogo Dalot, Eric Bailly, Phil Jones, Alex Telles, dan Aaron Wan Bissaka yang penampilannya kurang memuaskan.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Di samping itu Man Utd juga kemungkinan akan kehilangan beberapa pemain di lini tengah seperti Paul Pogba, Juan Mata, dan Nemanja Matic yang kontraknya akan habis di akhir musim ini. Dua nama awal belum ada kejelasan terkait masa depannya di MU, sementara nama terakhir sudah menyatakan ingin hengkang.
Situasi ini bisa dimanfaatkan Ten Hag untuk melakukan penyegaran di lini tengah permainan dengan mendatangkan gelandang-gelandang muda yang lebih energik dan memiliki visi bermain yang baik.
Terpenting Ten Hag harus bisa menemukan paket pemain lini tengah yang ideal layaknya trio lini tengah di Madrid yaitu Toni Kross, Luka Modric, dan Casemiro atau seperti trio lini tengah Liverpool yaitu Thiago Alcantara, Fabinho, dan Jordan Henderson.
Sehingga MU tidak perlu banyak bongkar pasang paket lini tengah yang bisa berpengaruh pada irama permainan mereka.
Dengan sudah memiliki kekuatan baru di lini pertahanan dan lini tengah kemungkinan itu bisa mendukung performa lini depan Man Utd.
Minimal dengan lini belakang dan tengah yang tangguh bisa membuat penyerang-penyerang MU lebih tenang dan hanya fokus mencetak gol.
[Gambas:Photo CNN]
Pasalnya secara materi pemain di lini depan MU saat ini sebenarnya sudah cukup baik. Man Utd punya Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Cristiano Ronaldo.
Ketiga pemain ini bisa dipertahankan oleh Ten Hag, meskipun dia tetap butuh penambahan penyerang anyar berkarakter predator untuk memberikan warna baru dan menambah ketajaman di lini depan MU.
Namun apapun itu Erik ten Hag tetap membutuhkan kebebasan dalam memilih siapa pemain yang layak datang dan pergi.
Ten Hag sudah punya cara untuk membentuk skuad sesuai visinya yang secara konsisten dapat menemukan irama serta gaya permainan tim nantinya.
Selain itu Ten Hag juga punya kemampuan untuk membangun tim dengan mentalitas pemenang, baik di domestik maupun Eropa. Sebab yang terpenting saat ini MU membutuhkan pelatih dengan rasa lapar akan gelar, punya mentalitas pemenang, dan orang yang tahu bagaimana cara bersaing di kompetisi Eropa.
[Gambas:Video CNN]