Jakarta, CNN Indonesia --
Hasil negatif melawan Chelsea di Liga Inggris bisa jadi 'kiamat' bagi Manchester United yang masih bermimpi untuk mentas di Liga Champions musim depan.
Man Utd akan menjamu Chelsea pada pekan ke-34 Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Jumat (29/4) dini hari WIB. Duel ini menjadi penentu habitat Setan Merah musim depan.
Peluang MU untuk tampil di Liga Champions musim depan amat tipis usai menuai hasil minor di beberapa laga terakhir. Kekalahan 1-3 dari Arsenal makin mempersempit jalan mereka untuk finis empat besar musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Red Devils saat ini menempati peringkat keenam Liga Inggris dengan 54 poin. Skuad asuhan Ralf Rangnick terpaut enam poin dari Arsenal yang menempati batas akhir zona Liga Champions.
Secara matematis, peluang Man Utd lolos ke Liga Champions belum tertutup. Salah satu syaratnya adalah memenangi seluruh laga sisa termasuk melawan Chelsea.
Hasil minor lawan Chelsea otomatis menutup peluang Man Utd lolos ke Liga Champions. Mereka pun terancam gagal tampil di Liga Europa jika terus-menerus menuai kekalahan di tiga laga tersisa.
West Ham United yang bertengger di posisi ketujuh siap menyalip jika Man Utd menderita kekalahan dari Chelsea. Sebab, West Ham kini mengemas 52 angka atau hanya tertinggal dua poin dari MU yang sama-sama telah menjalani 34 laga.
Situasi buruk yang dialami Man Utd memang sulit ditolerir. Pasalnya, skuad Man Utd musim ini punya komposisi pemain yang cukup menterang. Terlebih setelah kedatangan Jadon Sancho dan Cristiano Ronaldo di awal musim.
Namun, kedatangan pemain bintang itu seperti sia-sia. Man Utd terus merosot ke papan tengah dan sulit untuk kembali bersaing dalam perburuan gelar juara.
Polemik pergantian pelatih dan konflik yang melibatkan Cristiano Ronaldo pun jadi batu sandungan di MU. Mental bermain Ronaldo sempat anjlok usai turun dari bangku cadangan.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Kehadiran Ronaldo untuk kali kedua di Old Trafford terus menjadi polemik. Banyak yang menilai Ronaldo masih bisa jadi pembeda di lapangan. Namun, tak sedikit pula yang mengkritik CR7 sebagai biang keladi keterpurukan MU.
Dengan usia 36 tahun, Ronaldo sebenarnya masih bisa diandalkan cetak gol. Buktinya ia masih mampu mengemas 22 gol bersama MU di semua kompetisi.
Namun, tak dimungkiri pergerakannya sudah tak selincah 3-4 tahun lalu. Itu menjadi alasan bagi Ole Gunnar Solskjaer maupun Ralf Rangnick untuk menurunkan Ronaldo sebagai ujung tombak.
Terlepas dari ketajamannya mencetak gol, Ronaldo digadang-gadang menjadi pengganggu harmoni di ruang ganti. Ia lebih mencuri perhatian dari kapten MU Harry Maguire yang secara kebetulan sering tampil buruk.
Selain itu, Ronaldo juga bisa membuat pelatih tak leluasa menggunakan taktik yang diinginkan. Terlebih jika harus melempar CR7 ke bangku cadangan.
Namun, yang jadi persoalan Ronaldo juga bisa muncul sebagai pahlawan di saat-saat genting. Itu dibuktikan saat mencetak hattrick lawan Norwich yang membuat Man Utd menang secara dramatis dengan skor 3-2.
 Cristiano Ronaldo masih menjadi pilar penting Man Utd musim ini. (AP Photo/Jon Super) |
Kontribusi Ronaldo benar-benar tampak di lapangan. Kehadirannya juga bisa melecut mental para pemain Man Utd yang belakangan mudah ambruk di tengah jalan.
Sosok Ronaldo amat dibutuhkan pada laga krusial seperti melawan Chelsea. Nama besarnya masih menjadi magnet sekaligus pencuri perhatian para pemain lawan.
Ralf Rangnick kemungkinan akan kembali menurunkan Ronaldo yang di pertandingan sebelumnya mampu mencetak gol meski Man Utd kalah 1-3 dari Arsenal.
Meski demikian, Man Utd tak boleh ketergantungan Ronaldo. Dimainkan atau tidak, mereka harus bekerja keras untuk memetik kemenangan demi menjaga asa tampil ke Liga Champions musim depan.
Karena jika takluk dari Chelsea, 'kiamat' dipastikan menjemput. Musim ini, Man Utd bakal berakhir tanpa gelar dan gagal tampil ke Liga Champions, serta terancam keluar dari zona Liga Europa.
[Gambas:Video CNN]