Final Liga Champions antara Liverpool vs Real Madrid mempertemukan dua dendam yaitu dendam The Reds dan dendam Carlo Ancelotti.
Liverpool punya dendam pada Madrid seiring kekalahan mereka di final Liga Champions 2018. Saat itu Mohamed Salah dan kawan-kawan tumbang dengan skor 1-3.
Dalam laga tersebut, Salah harus menangis keluar lapangan karena cedera bahu usai dilanggar Sergio Ramos. Kekalahan Liverpool juga diwarnai blunder fenomenal Loris Karius yang berujung gol Karim Benzema.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, Liverpool yang makin matang sebagai tim bakal kembali menantang Madrid di partai final. Salah bahkan sudah menyatakan bahwa ia memang berambisi untuk kembali berjumpa Madrid di final sebelum duel leg kedua Madrid vs Man City berlangsung.
Beda dengan Liverpool yang makin komplet dan matang sebagai sebuah tim, Madrid kini justru tak lagi memiliki Sergio Ramos dan Cristiano Ronaldo. Tetapi, Karim Benzema bisa membuktikan bahwa ia mampu menjadi pemimpin Los Blancos di musim ini.
Liverpool tentu tak bisa memandang sebelah mata Madrid bila mereka ingin dendam mereka terbayar lunas.
Tak hanya Liverpool yang punya dendam, melainkan juga Carlo Ancelotti. Ancelotti punya kenangan buruk terhadap Liverpool di final Liga Champions.
Ketika menangani AC Milan, Ancelotti menghadapi Liverpool di final Liga Champions 2005 yang jadi salah satu final paling dikenang sepanjang sejarah.
Pada laga itu, Milan sudah unggul 3-0 di babak pertama. Namun Liverpool bisa mencetak tiga gol balasan di babak kedua dan akhirnya menang melalui adu penalti. Walau sudah berlalu lama, final 2005 masih terus dibicarakan tiap kali membahas topik final terbaik Liga Champions.
Meskipun Ancelotti sudah melakukan pembalasan dengan kemenangan Milan atas Liverpool di final Liga Champions 2007, final kali ini bisa jadi kesempatan Ancelotti untuk makin melupakan kenangan buruk terhadap The Reds. Ancelotti juga tentu tak ingin Liverpool kembali menggagalkan ambisinya untuk menambah koleksi gelar Liga Champions.