Indonesia akan memulai misi mempertahankan Piala Thomas. Misi tersebut bakal sama terjalnya dengan saat mereka mengakhiri puasa gelar tahun lalu.
Tujuh bulan setelah kemenangan di Aarhus, Indonesia kembali hadir di gelaran Thomas Cup. Kali ini Indonesia bukan hanya berstatus sebagai unggulan pertama melainkan juga juara bertahan plus raja Thomas Cup lewat koleksi 14 gelar juara sepanjang sejarah.
Bila menimbang jarak yang hanya tujuh bulan, tentu perbedaan kekuatan tiap-tiap negara tidaklah terlalu jauh berbeda bila dibanding durasi normal Piala Thomas yang berjarak dua tahun. Namun hal itu tak lantas membuat Indonesia lepas dari segala kendala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah pertama Indonesia adalah cederanya Marcus Fernaldi Gideon. Kondisi ini membuat Indonesia kehilangan duet Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang merupakan pasangan nomor satu dunia.
Ketiadaan Minions membuat Indonesia kehilangan salah satu pilar yang mengantar mereka meraih trofi juara tahun lalu.
Masalah kedua adalah penampilan Anthony Sinisuka Ginting yang justru mengalami penurunan sejak sukses mengantar Indonesia juara Thomas Cup. Saat seri turnamen BWF memasuki tahun 2022, Ginting justru tenggelam dalam keterpurukan dan momen-momen kekalahan di babak awal.
![]() |
Peran Ginting dalam Tim Indonesia di Piala Thomas tentu sangat vital. Ginting adalah tunggal terbaik yang berarti ia akan selalu mengawali pertarungan Indonesia di tiap laga.
Namun tiap perjalanan punya tantangan. Tiap ambisi bakal berhadapan dengan hal-hal yang mesti ditaklukkan. Hal inilah yang akan dicoba dihadapi oleh Indonesia di Piala Thomas nanti.
Ketiadaan Marcus di nomor ganda berarti peran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali besar. Bila di Piala Thomas tahun lalu Ahsan dan Hendra lebih banyak berperan sebagai pendamping dan senior di luar lapangan, Ahsan/Hendra akan kembali sering turun berperang.
Merujuk pada penampilan di 2022, Ahsan/Hendra menunjukkan kemampuan untuk tetap bisa bersaing di level atas. India Open dan All England jadi bukti Ahsan/Hendra masih bisa jadi ganda yang menakutkan.
Permasalahan Ahsan/Hendra yang terlihat di 2022 ini adalah soal kebugaran. Karena itu harapan Ahsan/Hendra bebas cedera sepanjang Thomas Cup berlangsung adalah hal utama yang patut diapungkan.
![]() |
Bila Ahsan/Hendra bisa solid sebagai ganda pertama, posisi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto akan lebih mantap sebagai ganda kedua. Andai dibandingkan dengan ganda kedua negara-negara lain, Fajar/Rian bakal punya keunggulan.
Kehadiran juara All England Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana juga jadi kekuatan terkini Indonesia di nomor ganda. Fikri/Bagas kemungkinan besar bakal diberi kesempatan untuk unjuk kemampuan di babak penyisihan.
Bila penampilan mereka dinilai meyakinkan, bukan mustahil Fikri/Bagas bisa terus diplot jadi andalan saat turnamen memasuki fase-fase penting.
Sosok Kevin Sanjaya Sukamuljo juga bisa jadi senjata lainnya Indonesia. Kehadiran Kevin nantinya bakal bergantung pada strategi yang diterapkan pelatih.
Bila pelatih butuh Kevin sebagai ganda pertama dan menginginkan Fajar/Rian sebagai ganda kedua, tentu Kevin akan dipasangkan dengan salah satu dari Ahsan atau Hendra. Sosok Ahsan jadi pasangan paling memungkinkan bagi Kevin meski Hendra juga punya peluang yang sama karena menimbang faktor jam terbang tinggi yang dimilikinya.
Andai Kevin diinginkan jadi ganda kedua, tentu ia harus berpasangan dengan salah satu Fajar atau Rian dengan Ahsan/Hendra jadi ganda pertama, atau berduet dengan salah satu dari Bagas atau Fikri.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>