Format Baru Liga Champions: 36 Klub dan Sistem yang Beda
Konfederasi sepak bola Eropa (UEFA) akhirnya menyetujui perubahan format Liga Champions yang berisikan transformasi tiga hal baru.
Perubahan sistem tersebut diketuk UEFA dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) di Wina, Swiss, pada Selasa (10/5). UEFA menyebut perubahan ini menggunakan format bernama Sistem Swiss.
Sistem ini telah disepakati anggota UEFA dalam pertemuan membahas Liga Champions pada 19 April. Meski sudah ditetapkan, perubahan format baru akan diaplikasikan mulai musim 2024/2025.
Perubahan pertama dari Sistem Swiss tersebut adalah penambahan jumlah kontestan, dari 32 menjadi 36.
Kedua, Liga Champions tidak akan menerapkan babak penyisihan lewat grup lagi. Yang digunakan adalah format kompetisi, di mana setiap tim melakoni delapan laga dalam format kandang tandang.
Delapan tim teratas dalam kompetisi tersebut otomatis lolos ke babak 16 besar. Delapan tiket ke 16 besar lainnya akan diperebutkan tim penghuni peringkat kesembilan hingga ke-24. Itu artinya akan ada 16 tim yang memperebutkan delapan tiket tersisa ke 16 besar.
Perebutan tersebut berlangsung dengan sistem play off dengan format kandang tandang tandang. Dalam artian akan ada undian antara tim peringkat kesembilan hingga 24 untuk babak play off ini.
Selanjutnya sistem gugur pada babak 16 besar seperti yang sudah berjalan selama ini bakal dilakukan. Setiap tim akan tetap bermain dalam dua leg hingga babak semifinal dan akan bertanding dalam satu leg saja untuk partai puncak.
Ketiga, UEFA juga menerapkan format sama untuk Liga Europa, dan Liga Konferensi UEFA. Yang berbeda, Liga UEFA menggunakan delapan pertandingan di fase awal, sedangkan Konferensi hanya enam laga.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin mengatakan keputusan ini menjadi sikap atas penghormatan atas dasar-dasar olahraga. Sistem Swiss yang digunakan menjamin kesadaran solidaritas.
"Keputusan hari ini menyimpulkan proses konsultasi ekstensif di mana kami mendengarkan ide-ide dari penggemar, pemain, pelatih, asosiasi nasional, klub dan liga," kata Ceferin dilansir dari UEFA.
"Kami yakin bahwa format yang dipilih akan mencapai keseimbangan yang tepat dan akan meningkatkan keseimbangan kompetitif dan menghasilkan pendapatan yang solid yang dapat didistribusikan ke klub."
(abs/nva)