Rapor Buruk Indonesia di Perebutan Perunggu SEA Games
Timnas Indonesia U-23 memiliki rapor buruk dalam perebutan medali perunggu SEA Games jelang melawan Malaysia di Stadion My Dinh, Minggu (22/5).
Indonesia gagal mencapai target ke final dan meraih medali emas pada SEA Games tahun ini setelah kalah 0-1 dari Thailand di semifinal, Kamis (19/5).
Dengan gagal ke final Indonesia harus melakoni perebutan medali perunggu melawan Malaysia, akhir pekan ini.
Melawan Malaysia pada laga pemungkas nanti Garuda Muda patut waspada. Pasalnya, Indonesia memiliki rapor negatif dalam perebutan medali perunggu SEA Games era U-23.
Sejak peraturan kelompok umur U-23 diberlakukan pada SEA Games 2001, Indonesia tercatat tiga kali tampil dalam perebutan medali perunggu, namun selalu kalah.
Pada SEA Games 2001 di Malaysia, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan dibungkam Myanmar 0-1 lewat gol Yan Paing pada menit ke-44. Pada masa itu Indonesia gagal ke final usai dihajar Thailand 0-1.
Empat tahun berselang atau dua edisi SEA Games berikutnya, 2005, Indonesia kembali gagal mendapatkan medali SEA Games setelah kalah dari Malaysia 0-1 berkat gol Khairul Azmi.
Indonesia juga kurang beruntung dalam mendapatkan medali perunggu pada edisi terakhir SEA Games yang menggunakan U-23, 2015. Melawan Vietnam, Evan Dimas cs dihajar 0-5.
Pada SEA Games 2017 dan 2019 peraturan kembali berubah dengan menggunakan mayoritas pemain-pemain U-22.
Batasan U-22 itu semestinya digunakan pada SEA Games kali ini. Akan tetapi, karena SEA Games 2021 mengalami penundaan ke 2022, peraturan itu dikembalikan menjadi menggunakan U-23. Ditambah lagi tahun ini terdapat Piala Asia U-23 di Uzbekistan.