Jika dalam fotografi terdapat aturan segitiga exposure, atau dalam Kristen ada doktrin Trinitas, maka Liverpool punya trio Firmansah. Roberto Firmino, Sadio Mane dan Mohamed Salah adalah sebuah tritunggal yang menjadi elemen krusial dalam proses revolusi Liverpool bersama Jurgen Klopp.
Tapi kini era itu telah berakhir, setelah Mane hijrah ke Bayern Munchen lewat transfer bernilai 32 juta Euro. Lantas bagaimana memaknai kepergian Mane? Bagaimana melihat lini depan Liverpool tanpa penyerang Senegal itu? Sebagai pendukung Liverpool, kalimat-kalimat seperti itu benar-benar mengusik pikiran.
Setelah enam tahun penuh kenangan manis, rasanya tak berlebihan jika pendukung Liverpool menyematkan predikat mantan terindah pada Mane, yang tiba di Anfield setahun setelah Firmino, dan setahun sebelum Salah. Sejak pertama kali menghiasi lini depan Liverpool awal musim 2017/18, ketiganya langsung menjelma jadi salah satu trisula paling tajam di Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Final Liga Champions 28 Mei lalu adalah terakhir kali Firmino, Mane dan Salah berada dalam satu lapangan, atau 1.750 hari setelah penampilan perdana mereka di barisan serang Liverpool. Selama periode itu The Reds memainkan 731 laga dengan lini depan trio Firmansah. Hasilnya, pemilik nomor 9, 10 dan 11 itu mempersembahkan total 338 gol dengan rincian Salah 156, Mane 107, dan Firmino 75 gol.
Selama main bersama mereka juga membuat total 139 assist, dengan pembagian Salah 58, Firmino 50, Mane 31. Menariknya, 66 persen dari 139 assist mereka itu tercipta untuk satu sama lain. Assist Firmino ke Salah 21 kali, Mane ke Salah 18, Firimino ke Mane 18, Salah ke Mane 18, Salah ke Firmino 11, dan Mane ke Firimino 6 kali assist.
Soal gelar tak ada keraguan. Trio ini menorehkan tinta emas dengan membantu Liverpool menyudahi 30 tahun puasa gelar Liga Inggris pada musim 2019/20. Kemudian major trophy lain yakni Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, Piala FA, dan Piala Liga Inggris.
![]() |
Mane sendiri pergi setelah membuat 120 gol dalam 269 penampilan, menempatkannya di peringkat 14 daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa Liverpool. Total Mane menghabiskan delapan musim di Premier League, dua bersama Southampton, enam bersama Liverpool. Seluruhnya mencetak minimal dua digit gol per musim. Prestasinya selama berkostum Liverpool semakin lengkap dengan gelar individual Pemain Terbaik Afrika, serta Sepatu Emas Premier League.
"Gol-golnya, trofi yang dia menangkan, tentu seorang legenda, juga ikon Liverpool era modern," ujar Klopp menggambarkan karier Mane selama membela Liverpool, seperti dilansir situs resmi klub.
Klopp jelas ingin Mane bertahan, meski pada akhirnya memahami situasi dan harus merelakan kepergian salah satu pemain terbaiknya.
"Saya sangat menghormati keputusannya dan saya yakin suporter kami juga. Jika kalian mencintai LFC, kalian harus mencintai Sadio."
Kini tanpa Mane, mampukah Liverpool terus berada di jalur persaingan gelar? Apakah sistem permainan Klopp tetap menunjang ketajam Salah meski tanpa Mane di wing kiri? Apakah hadirnya karakteristik penyerang baru dalam diri Darwin Nunez mampu menjawab semua itu? Sepintar apa Nunez beradaptasi dalam sistem Klopp?
Banyak yang menganggap gaya main Nunez mirip Fernando Torres. CV pemain 22 tahun asal Uruguay itu memang impresif bersama Benfica, meski belum terbukti di liga top Eropa. Tapi apalah arti suporter tanpa optimisme?
Idealnya, kombinasi Nunez bersama Salah, Firmino, Luiz Diaz dan Diogo Jota, akan membawa warna baru di barisan depan Liverpool. Kedalaman lini serang The Reds juga rasanya masih cukup mumpuni untuk memperebutkan gelar di berbagai kompetisi. Lewat tangan dingin Klopp, waktu akan menjawab bagaimana daya gedor Liverpool setelah Mane angkat koper.
Bagaimanapun, Mane telah menciptakan standar yang tinggi untuk para pemain muda Liverpool. Tak hanya soal pencapaiannya di lapangan, namun juga prilakunya di luar lapangan. Sesungguhnya apa yang telah Mane berikan selama ini, memudahkan suporter Liverpool melepas kepergiannya. Lagipula dalam pesan perpisahannya, Mane berjanji mulai sekarang akan menjadi fan nomor satu Liverpool.
Terima kasih, Sadio Mane!
(har)