Jakarta, CNN Indonesia --
Keringnya prestasi Timnas Indonesia senior membuat para pemain muda ikut menanggung beban berat. Timnas kelompok umur juga sudah ditarget juara demi euforia semu.
Sudah sekian lama Timnas Indonesia sulit berprestasi di berbagai ajang internasional. Jangankan bicara lolos Piala Asia atau Piala Dunia, juara Piala AFF saja tim senior tak pernah.
Entah siapa yang mesti bertanggung jawab. Pemerintah? PSSI? Para pemain Timnas Indonesia? Atau mungkin Indonesia memang ditakdirkan jadi penonton di layar kaca saja?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak usah mimpi jauh-jauh bicara soal juara Piala Asia atau bahkan kapan lolos ke Piala Dunia, mari kita fokus mengupas tentang kiprah Indonesia di kejuaraan Asia Tenggara.
Timnas Indonesia sempat dijuluki Macan Asia Tenggara karena dianggap punya kekuatan di atas negara-negara lainnya. Faktanya, tidak demikian!
Hingga saat ini, Indonesia tak pernah mampu jadi juara Piala AFF sejak pesta sepak bola antarnegara ASEAN itu digulirkan pada 1996.
Thailand hingga saat ini masih berhak mendapuk julukan Raja Piala AFF dengan koleksi enam gelar, sementara Singapura membuntuti di posisi kedua dengan empat trofi. Vietnam sudah dua kali juara dan Malaysia pun pernah jadi yang terbaik pada edisi 2010.
Adapun Indonesia hanya bisa berbangga dengan julukan "spesialis runner up". Dari total 13 edisi, Indonesia tercatat enam kali jadi runner up. Tim paling sering finis kedua dibanding konstestan lainnya.
Seretnya prestasi tim senior Indonesia membuat timnas kelompok umur tertekan. Pasukan Garuda di berbagai kelompok usia pun sudah dibebankan untuk meraih juara.
Padahal, tujuan utama turnamen kelompok umur adalah menambah jam terbang pemain muda di pentas internasional. Pengalaman bertanding diyakini bisa memupuk mental para pemain muda.
Talenta muda bisa memaknai arti kemenangan, belajar menyikapi kekalahan, dan atmosfer persaingan di turnamen antarnegara. Sikap fair play juga sangat dikedepankan di ajang kelompok umur. Sementara gelar juara hanyalah bonus semata.
Baca lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>
Namun, mandeknya prestasi tim senior membuat PSSI dan juga sebagai pencinta sepak bola Indonesia buta akan nilai-nilai pembinaan. Mereka hanya ingin menyaksikan juara, juara, dan juara.
Kebetulan, Timnas Indonesia di kelompok umur pernah juara Piala AFF. Timnas U-19 pernah mencicipi gelar di Piala AFF 2013 sementara Timnas U-16 juara Piala AFF U-16 2018.
Kemudian Timnas Indonesia U-23 juga sudah pernah jadi yang terbaik pada Piala AFF U-23 2019. Okelah di kelompok usia ini trofi yang diraih lumayan mampu menghapus dahaga juara. Sebab, sebagian besar para pemain yang terlibat sudah lebih dulu tergabung di klub profesional.
Belum lama ini, PSSI mematok target juara kepada Timnas U-19 yang berlaga di Piala AFF U-19 2022. Target itu dibebankan karena skuad arahan Shin Tae Yong itu bakal tampil di Piala Dunia U-20 2023.
Ekspektasi masyarakat juga membumbung tinggi karena Marselino Ferdinan dan kawan-kawan dipimpin pelatih sekaliber Shin Tae Yong.
Karier Shin Tae Yong sudah teruji karena pernah menangani timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Namun, Timnas U-19 tetap tetap tersingkir sejak babak penyisihan grup usai kalah bersaing dengan Vietnam dan Thailand.
Grafik permainan Timnas U-19 sebenarnya cukup impresif di turnamen tersebut. Mereka tak pernah kalah dan mampu meraih kemenangan dengan skor telak.
Akan tetapi, dua hasil imbang melawan Vietnam dan Thailand jadi batu sandungan. Indonesia harus rela tersingkir karena kalah head to head dari Vietnam dan Thailand yang sama-sama mengemas 11 poin.
 Timnas Indonesia U-19 tersingkir di babak penyisihan grup. (CNNIndonesiia/Adhi Wicaksono) |
Kegagalan Timnas U-19 sempat jadi sorotan. Namun, lagi-lagi harus diingatkan bahwa tujuan turnamen kelompok umur memang bukan sekadar menjadi juara semata.
Kini, Timnas U-16 yang digawangi Bima Sakti juga punya beban yang sama. Anak-anak remaja itu sudah memikul tanggung jawab untuk menjadi juara atas nama gengsi.
Piala AFF U-16 2022 yang berlangsung mulai 31 Juli hingga 13 Agustus mendatang akan digelar di Sleman dan Bantul, Indonesia. Tim arahan Bima Sakti tergabung di Grup A bersama Vietnam, Singapura, dan Filipina.
Masyarakat boleh mendukung perjuangan para pemain remaja ini, namun perlu diingat jangan lagi membebankan mereka untuk meraih juara hanya karena ambisi segelintir pihak.
Tampil maksimal di lapangan memang selalu menjadi tujuan sebuah tim, terutama jika membawa nama bangsa. Namun turnamen kelompok umur bukan tempat untuk mengejar juara sampai harus bermain membabi buta.
[Gambas:Video CNN]