Satu fakta yang tak terbantahkan, Man City tampil digdaya bersama Pep Guardiola tanpa sosok striker nomor sembilan. Dampaknya, gelandang seperti Kevin de Bruyne tampil sebagai pemain tersubur dengan 15 gol.
Karakter hampir sama dipraktekkan Liverpool. Bedanya The Reds punya trio tajam, Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Pemain nomor sembilan tidak terlalu jadi andalan Liverpool.
Karenanya kedatangan Haaland dan Nunez diyakini akan cukup mengubah karakter permainan tim. Mau tidak mau pelatih Man City dan Liverpool menyesuaikan strategi lagi dengan kehadiran sosok striker murni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun demikian kontribusi keduanya dalam sistem permainan tidak diragukan. Haaland dan Nunez sama-sama punya catatan assist yang menawan. Sejak musim 2020/2021, Haaland menyumbang 16 assist, sedangkan Nunez 14 assist.
Satu kelebihan Nunez, dia bisa bermain lebih melebar atau sebagai winger. Nalurinya sebagai pengumpan cukup terbukti selama di Portugal. Adapun Haaland beberapa kali tampil sebagai penyuplai bukan penyelesai.
Merujuk musim lalu, Haaland sempat bermasalah dengan cedera yang membatasi menit bermain miliknya. Total ia hanya tampil dalam 30 laga dengan waktu bermain 2.388 menit. Sementara itu Darwin Nunez mencatat 41 penampilan dengan koleksi menit bermain mencapai 2.821 menit.
Tinggi badan Haaland adalah 194 cm, sedangkan Nunez 187 cm. Dengan tubuh menjulang ini, keduanya bisa menjadi andalan dalam duel-duel udara. Utamanya Haaland punya sejumlah gol yang dicetak dengan sundulan.
Dalam catatan Opta, dilansir dari Daily Mail, rata-rata kemenangan duel udara Haaland adalah 1,5 per 90 menit, sedangkan Nunez 1,6 per 90. Ini menunjukkan bahwa Nunez lebih unggul dari Haaland.
Untuk urusan kecepatan Haaland dan Nunez pun tak mengecewakan. Meski bertubuh menjulang, keduanya tidak termasuk striker yang lambat. Haaland dan Nunez sama-sama bisa diajak bermain pola cepat.
Terakhir, dalam urusan menguasai bola pun relatif berimbang. Haaland rata-rata memenangkan 0,94 penguasaan bola di sepertiga akhir per 90 selama dua musim terakhir, sedangkan Nunez 0,91 per 90.