Greysia Polii dalam posisi duduk dan Apriyani Rahayu telentang di lapangan. Layar challenge menunjukkan bahwa pukulan lawan memang keluar lapangan. Tangis Greysia dan Apriyani pun mengalir deras.
Greysia dan Apriyani sebelumnya sudah lebih dulu merayakan kemenangan mereka lantaran keduanya memang yakin pengembalian Jia Yifan melebar keluar. Greysia dan Apriyani sudah bersorak gembira lalu berpelukan.
Namun selebrasi yang sempat tertunda akibat challenge Chen Qing Chen/Jia Yifan itu pada akhirnya tetap tak mampu membendung rasa haru mereka. Tangis haru dan bahagia keluar dari mata Greysia dan Apriyani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eng Hian, pelatih ganda putri, bergantian memeluk Apriyani dan Greysia. Memberi ucapan selamat dan tentunya berbagi rasa bahagia.
Hari itu, 2 Agustus, sejarah manis untuk badminton Indonesia telah tercipta. Nomor ganda putri Indonesia, yang selama ini seringkali dianggap tertinggal dari empat nomor lainnya, akhirnya bisa berdiri di posisi yang sejajar dengan empat nomor lainnya sebagai penyumbang emas Olimpiade.
Greysia dan Apriyani bisa mewujudkan jalan yang juga bercahaya di nomor ganda putri. Ketika harapan meraih emas Olimpiade dari badminton berada dalam posisi yang tak menyenangkan, Greysia/Apriyani mampu keluar sebagai penyelamat dan pahlawan.
![]() |
Perjalanan Greysia dan Apriyani di Olimpiade 2020 di 2021 adalah perjalanan yang spektakuler. Mereka melalui banyak rintangan untuk mencapai tujuan, termasuk saat Eng Hian sempat diputuskan tidak bisa jadi pendamping mereka dalam pertandingan.
Namun pada akhirnya Greysia dan Apriyani menunjukkan bahwa mereka mampu mengerahkan segala yang mereka punya untuk jadi pemenang.
Kemenangan Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo bukan hanya sekadar kemenangan mereka berdua. Kemenangan Greysia/Apriyani adalah mercusuar untuk ganda putri yang selama ini jarang jadi beban dan tumpuan untuk meraih prestasi.
Greysia/Apriyani menunjukkan bahwa ganda putri juga layak diberi beban dan juga disematkan harapan pada tiap-tiap turnamen yang berjalan.
Setahun setelah kemenangan emas itu, Greysia dan Apriyani telah berpisah jalan. Greysia sudah resmi meninggalkan lapangan badminton dengan sejuta kenangan.
Namun Greysia pergi dengan banyak warisan untuk pemain-pemain ganda putri. Warisan berupa keyakinan dan kepercayaan diri untuk mengejar prestasi.
![]() |
Sedangkan Apriyani masih berdiri tegak di lapangan bulutangkis. Di usianya yang menginjak 24 tahun, masih terbilang muda, Apriyani sudah makin matang sebagai ujung tombak ganda putri Indonesia.
Apriyani dan rekan-rekan ganda putri lainnya bakal berusaha sekuat tenaga menjaga ganda putri Indonesia tetap di jalur juara.
(jun)