Jakarta, CNN Indonesia --
Asnawi Mangkualam Bahar menggemparkan sepak bola Indonesia dan Korea Selatan setelah mencetak dua gol dalam dua pekan di K League 2.
Saat isu sepak bola dunia sedang teralihkan dengan drama Cristiano Ronaldo yang hendak hengkang dari Manchester United, Asnawi 'nyelonong' jadi headline di media-media Indonesia.
Asnawi mengguncang dunia maya lewat gol pertama ketika Ansan menghadapi Gimpo Citizen pada 23 Juli. Setelah itu, dalam laga menghadapi Jeonnam Dragons yang berlangsung pada 31 Juli, nama Asnawi kembali masuk dalam daftar pencetak gol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemampuan Asnawi turut memberikan kontribusi nyata dengan torehan gol lantas membuat harapan akan kesuksesan pemain asal Makassar itu menyeruak. Bahkan kabar burung soal Asnawi dilirik klub K League 1 Jeonbuk Hyundai sempat seliweran.
Dua gol Asnawi adalah sebuah kabar gembira yang spesial, namun perlu diingat sepasang gol itu bukan sebuah capaian kelas dunia yang membuat Asnawi lantas meraih gelar Ballon d'Or.
Gol tersebut baiknya ditanggapi bak sebuah anak tangga bagi Asnawi untuk naik kelas ke level yang lebih baik lagi.
Asnawi, sama seperti ribuan atlet sepak bola profesional lain di Indonesia, sedang menapaki karier yang singkat. Di antara garis start dan finis yang biasanya hanya berjarak belasan tahun, Asnawi mulai memunculkan buah dari kerja keras sebelumnya.
Gol Asnawi di Korea Selatan adalah hasil dari upaya pemain 22 tahun itu memperbaiki diri. Karier Asnawi tak selamanya mulus. Mantan pemain PSM Makassar itu memang dikenal sebagai langganan Timnas Indonesia, namun sebelumnya Asnawi pernah gagal dalam seleksi skuad Garuda di kelompok umur.
Pemain yang mendapat kepercayaan menjadi kapten Timnas Indonesia U-23 itu memang memiliki kemauan keras. Memang ada andil Shin Tae Yong yang memudahkan jalan Asnawi ke Korea, namun Asnawi sendiri juga melakukan perjuangan yang tidak mudah dan semua orang mau melakukannya.
Asnawi bahkan rela jauh dari keluarga dan mendapat gaji yang lebih rendah dengan memilih Ansan sebagai pelabuhan barunya.
Tiba di Korea pun Asnawi tak serta merta menjadi pemain inti karena harus menjalani masa karantina dan rehabilitasi kebugaran.
Cedera dan tarik menarik kepentingan Timnas Indonesia juga menjadi hal lain yang mewarnai karier Asnawi.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Pada awal musim ini Asnawi pun kembali mendapat 'cobaan' dalam karier karena kehilangan tempat di tim utama dan dimainkan di posisi yang masih asing oleh pelatih Cho Min Kook yang menggantikan Kim Gil Sik.
Tak dipungkiri ada sosok lain yang memengaruhi jalur sukses pemain sepak bola. Pergantian pelatih di Ansan, ketika Lim Jeong Heon memegang kendali tim, kemudian membawa Asnawi kepada berkas cahaya setelah melalui lorong hitam. Gol kemudian membuat Asnawi berjalan di bawah 'lampu sorot'.
Patut diingat Asnawi mencetak gol dalam dua pekan ketika melawan Gimpo dan Jeonnam. Di sela-sela pertandingan itu ada laga melawan Gyeongnam. Dalam laga tersebut Asnawi hanya bermain 60 menit dan Ansan kalah.
Laga tersebut bisa menjadi pengingat bahwa Asnawi masih harus menunjukkan konsistensi, bukan harus terus menerus mencetak gol melainkan untuk bermain baik.
Cukup mustahil bila menuntut Asnawi terus mencetak gol, karena itu bukan tugas utama. Namun performa yang baik dari pekan ke pekan bisa membuatnya terus berada dalam jajaran tim reguler. Dengan bermain sebagai starter, Asnawi pun akan memiliki kesempatan membuat gol di laga lain.
Ansan saat ini sudah beranjak dari dasar klasemen dan mulai mencoba nyaman di papan tengah. Dengan 14 pekan tersisa, Asnawi punya kesempatan membawa kesebelasan berjuluk Green Wolves tersebut meraih posisi yang lebih baik dan bukan tak mungkin ikut dalam perburuan tiket promosi pada akhir musim seperti yang pernah ia targetkan pada awal bergabung tahun lalu.
Dengan penampilan impresif di Ansan, Asnawi pun berpeluang mendapat lirikan dari klub lain. Seandainya klub yang membidik berada di level yang lebih baik, maka karier Asnawi pun bakal menanjak.
Bisa dibilang fase adaptasi Asnawi di Korea sudah lewat. Kini saatnya Asnawi menunjukkan kestabilan di kompetisi sepak bola Negeri Ginseng demi impian menembus panggung tertinggi di Asia atau mencuri kesempatan berkarier di regional lain.
Asnawi harus segera menyadari bahwa masih ada tahapan lain dari karier yang harus digapai guna mencapai taraf selanjutnya.
Selain memenuhi cita-cita sendiri, kesuksesan yang ditorehkan Asnawi kelak bisa mengatrol pandangan klub-klub Asia mengenai kualitas pemain Indonesia. Sehingga kelak akan terbuka jalan bagi atlet sepak bola yang mau berjuang untuk meretas asa di kompetisi yang jauh lebih baik dibanding liga domestik.
Lagi-lagi ujung dari kesuksesan individu per individu diharapkan bisa mendongkrak Timnas Indonesia dalam persaingan di lapangan hijau.
[Gambas:Photo CNN]