Persija Jakarta seperti seekor burung dengan hanya satu sayap berfungsi saat tampil menjamu Persita Tangerang dalam laga Liga 1 di Stadion Patriot, Bekasi, Rabu (24/8) malam.
Tim berjulukan Macan Kemayoran ini dominan menyerang dari sisi kanan, posisi Riko Simanjuntak. Sisi sebelah kiri seperti tidak terisi, meski ada Firza Andhika dan Braif Fatari. Sekali menyerang dari kiri berantakan.
Ini memudahkan Persita. Arif Setiawan, Agustin Cattaneo, dan Yohanes Kandaimu dengan kompak tiap serangan yang datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang babak pertama Riko bekerja keras. Ia jatuh bangun berduel. Pemain asal Pematang Siantar ini lintang pukang membangun serangan. Sentuhan magisnya mulai terlihat lagi, tapi belum 100 persen.
Koneksinya dengan Michael Krmencik dan Yusuf Helal mulai terbangun, tetapi belum ada keberuntungan. Tiga peluang emas lewat sundulan terbuang selama 45 babak pertama.
Pontang-panting Riko kembali terjadi pada babak kedua. Di saat yang sama Yusuf dan Krmencik mulai terlihat memegang lutut. Itu terjadi pada menit ke-60, saat ada jeda sepak pojok.
Upaya Thomas Doll mengganti beberapa pemain, termasuk Krmencik, tak membuat lini sebelah kiri hidup. Riko tetap jadi poros magnet serangan.
Situasi ini membuat Thomas Doll, pelatih Persija, gelisah. Dari sisi lapangan pria asal Jerman ini mencak-mencak dan ngomel-ngomel sendiri. Sering terlihat Doll geleng-geleng kepala.
Pada masa injury time Riko akhirnya digantikan Tony Sucipto. Itu tepat setelah Persija mencetak gol dari penalti Yusuf, usai Nico dijatuhkan lawan ketika akselerasi di sisi kanan bersama Riko.
Persija memang berhasil mengamankan tiga poin di kandang, tetapi sayap patah ini bisa jadi bumerang. Jika tak segera dievaluasi Doll berpotensi jadi lini lemah jika nantinya Riko absen.