Jakarta, CNN Indonesia --
Istilah welcome to the jungle pantas diucapkan kepada Luis Milla yang baru dua pekan resmi ditunjuk sebagai pelatih Persib Bandung.
Belum juga resmi menjalani debut sebagai pelatih di pinggir lapangan, tagar #LuisMillaOut sudah bergentayangan di media sosial. Ini membuktikan betapa besarnya tekanan yang diberikan kepada pelatih di Liga 1.
Keputusan manajemen Persib untuk mendatangkan Luis Milla ke Paris van Java sempat menggemparkan. Pasalnya, pelatih asal Spanyol itu punya jejak harum di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luis Milla ditunjuk menangani Timnas Indonesia pada Januari 2017. Namun, masa baktinya di skuad Merah Putih terbilang singkat lantaran pada Oktober 2018 kontraknya tak diperpanjang PSSI.
Sepanjang perjalanannya bersama Timnas Indonesia, Luis Milla tak hanya melatih tim senior, tapi juga level U-22 atau U-23. Total bersama tiga kategori tim tersebut, ia menjalani 30 pertandingan dengan hasil 13 kemenangan, tujuh imbang, dan 10 kekalahan.
Prestasi terbaik Milla bersama Timnas Indonesia hanya meraih medali perunggu di SEA Games 2017. Peringkat ketiga diraih usai mengalahkan Myanmar 3-1 di Selayang, Malaysia.
Sebelumnya, Indonesia di bawah kendali Luis Milla gagal lolos putaran final Piala Asia U-23 edisi 2018 karena tak lolos kualifikasi pada Juli 2017.
Sementara di Asian Games 2018, Timnas U-23 Indonesia gugur di babak 16 besar. Hasil ini diraih usai kalah dalam drama adu penalti 2-4 melawan Uni Emirat Arab setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal.
Meski tak sukses mempersembahkan gelar, kehadiran Milla meninggalkan kenangan manis karena dianggap berhasil mengubah wajah permainan Timnas Indonesia.
Di tangan Luis Milla, Indonesia mulai berani mengambil inisiatif menyerang dari kaki ke kaki. Sejumlah pengamat menilai Luis Milla cukup berhasil menularkan filosofi tiki taka ala Spanyol ke Timnas Indonesia.
 Robert Rene Alberts mundur dari Persib Bandung. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) |
Lama tak terdengar kabarnya, Luis Milla kembali ke Indonesia atas undangan manajemen Persib. Ia sepakat menangani tim Pangeran Biru dengan durasi kontrak dua tahun menggantikan peran Robert Rene Alberts yang mengundurkan diri.
Persib terpaksa melepas Alberts karena desakan keras dari Bobotoh. Mereka tak menerima hasil minor yang dialami Maung Bandung di tiga laga awal Liga 1 musim ini.
Mengawali kompetisi dengan hasil imbang 2-2 kontra Bhayangkara FC, Persib justru menelan kekalahan 1-3 dari Madura United di hadapan publik sendiri dan dilanjutkan kekalahan telak 1-4 saat tandang ke markas Borneo FC.
Gelombang protes dari Bobotoh mengalir deras untuk mendesak pelatih asal Belanda itu dipecat. Peracik strategi asal Belanda itu pun memutuskan mundur setelah tiga tahun menukangi Persib.
Alberts bukan satu-satunya pelatih yang menjadi korban persaingan panas di Liga 1. Empat pelatih asing lainnya juga mundur atau dipecat secara paksa dari jabatannya.
Keempat pelatih lain yang putus kontrak di awal kompetisi Liga 1 adalah Javier Roca (Persik Kediri), Jacksen F Tiago (Persis Solo), Sergio Alexandre (PSIS Semarang), dan Dejan Antonic (Barito Putera).
Baca lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>
Boleh dikatakan, kelima pelatih asing itu terlalu dini dipecat. Mereka sudah dinyatakan gagal memimpin klub sebelum menjalani lima laga.
Sebagian besar pelatih tersebut mundur karena desakan suporter, bukan karena memang berdasarkan evaluasi objektif dari manajemen.
Namun, fakta bahwa lima pelatih putus kontrak di tengah jalan bisa jadi alarm bagi Luis Milla bahwa masa depannya di Persib tak sepenuhnya aman.
Artinya, Luis Milla juga bisa bernasib serupa: kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu jika tak memenuhi ekspektasi Bobotoh.
Dukungan suporter memang bisa jadi relevan untuk melecut motivasi pemain yang sedang berada di titik terendah. Namun, desakan berlebihan pun mampu jadi bumerang bagi klub kesayangan mereka.
Jarang ada pelatih yang datang di tengah jalan bisa langsung mengangkat performa tim yang sedang terpuruk. Terlebih ia hanya melanjutkan pekerjaan pelatih sebelumnya dengan kerangka tim yang sudah terbentuk sebelum kompetisi bergulir.
Pelatih baru tentu membutuhkan waktu untuk membangkitkan kembali semangat dan kepercayaan diri tim yang sedang anjlok. Dan, Luis Milla sedang membangun kepercayan itu di skuad Maung Bandung.
Tak adil rasanya jika Luis Milla langsung dijadikan kambing hitam atas dua kekalahan Persib saat ia belum benar-benar resmi mendampingi tim.
 Luis Milla dikontrak dua tahun di Persib Bandung. (Dok. Persib Bandung) |
Tagar #LuisMillaOut pertama kali muncul saat Persib kalah 2-3 dari Bali United di pekan keenam. Meski sudah resmi menandatangani kontrak, Milla belum memimpin tim Persib ketika dikalahkan Bali United.
Luis Milla sebenarnya bisa melakoni debut sebagai pelatih saat Persib melawat ke markas PSM Makassar di Stadion BJ Habibie, Parepare, Makassar, Senin (30/8). Namun, rencana tersebut batal karena ia mengalami demam dan terpaksa kembali ke hotel.
Pelatih sementara Persib, Budiman Yunus, masih bertindak sebagai arsitek di pinggir saat Ahmad Jufrianto dkk dipecundangi PSM dengan skor telak 1-5.
Tak bermaksud mengkambinghitamkan Budiman, namun Luis Milla juga belum sepenuhnya bisa disalahkan. Marc Klok dkk juga perlu dievaluasi kenapa tak kunjung solid antar lini.
Luis Milla tentu saja turut andil dalam kekalahan itu karena sudah mulai memimpin latihan tim di Makassar. Tetapi, ia belum benar-benar resmi menjalani debut di pinggir lapangan.
 Persib Bandung kalah 1-5 dari PSM Makassar. (ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE) |
Andai Luis Milla hadir di pinggir lapangan dan Persib tetap kalah 1-5 dari PSM, desakan mundur rasanya belum pantas dimunculkan. Karena, ia baru bekerja seumur jagung.
Para pendukung Persib harus lebih sabar dan dewasa melihat persoalan yang dialami klub kesayangan mereka. Skuad Pangeran Biru lebih perlu mendapat dukungan sportif 100 persen ketimbang desakan "mundur", "pecat", atau bahkan "ganti" pelatih yang terlalu dini digaungkan.
Liga 1 2022/2023 memang berbeda dari sebelumnya. Sejumlah klub bertabur bintang justru terseok-seok di awal musim. Akibatnya lima pelatih sudah kehilangan pekerjaannya.
Selain lima pelatih yang telah jadi tumbal, kepemimpinan wasit yang buruk juga menjadi warna tersendiri di Liga 1 musim ini.
Welcome to the jungle, senor Luis Milla!
[Gambas:Video CNN]