Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X prihatin dengan insiden terjadinya kekerasan yang menewaskan suporter di wilayahnya.
"Kenapa harus kekerasan," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (30/8).
Sultan menyesalkan perilaku para pelaku yang sampai memiliki niat menunggu dan mencegat korban. Terlebih peristiwa ini melibatkan tersangka yang usianya sudah tak lagi muda dan seyogyanya bisa mengayomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa demikian pendek cara berpikirnya dan perasaannya," ujar Sultan.
Sultan beranggapan mengikis budaya kekerasan antarkelompok suporter sulit terlaksana ketika nihil perasaan mau mengalah.
Di satu sisi, Sultan juga tak bisa memaksakan dua kubu terkait untuk saling bertemu. Dia menyerahkan persoalan ini kepada pemerintah kabupaten/kota, dalam hal ini Pemkot Yogyakarta dan Pemkab Sleman agar memberikan perhatian secara serius.
"Tapi mempertemukan itu harus ada kemauan untuk merasa sebanding. Kedua, harus punya rasa win-win solution. Tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah. Tapi harus bagaimana perasaan mereka ini semua merasa aman dan nyaman. Kalau datang merasa harus lebih unggul, ya tidak bisa," paparnya.
Bagi Sultan pembinaan para suporter perlu dilakukan demi sportivitas di dalam dan luar lapangan. Sultan menyatakan kemungkinan membekukan organisasi suporter juga tidak bisa serta merta dilakukan karena tidak memiliki badan hukum.
![]() |
"Organisasi kelompok itu didaftarkan sebagai berbadan hukum saya kan juga enggak tahu. Saya kira juga enggak. Berdiri atau enggak tergantung mereka sendiri, ya sulit juga," ucap Sultan.
Sebelumnya diberitakan polisi telah menetapkan 12 tersangka kasus pengeroyokan yang menewaskan salah seorang suporter PSS Sleman bernama Aditya Eka Putranda (15) di Jalan Bibis, Gamping, Sleman, Sabtu (27/8) malam.
Polisi mengungkap pengeroyokan terjadi saat korban bersama ketiga rekannya dalam perjalanan pulang usai menonton laga PSS vs Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo, Sabtu malam.
Adapun motif dari peristiwa ini adalah provokasi oleh kelompok pelaku, serta alasan balas dendam yang masih didalami oleh kepolisian. Polisi juga menyebut salah seorang tersangka saat menyerang korban, mengaku sebagai anggota salah satu kelompok suporter di Yogyakarta.
(kum/har)